Regional

Dalam Aksi Mahasiswa, Komisioner KPU “Sampah,” Jadi Pintu Gerbang Kantor KPU Kuningan Dibakar

KUNINGAN, eljabar.com — Ini kali ke Tiga ikatan mahasiswa muhammadiyah (IMM) Kuningan mengkritisi kinerja komisi pemilihan umum (KPU) dengan aksi unjuk rasa, sebelumnya IMM meminta para komisioner KPU Kuningan berdialog, namun selalu tidak mendapat tenggapan, tujuannya mempertanyakan sejauh mana menkaga demokrasi.

Ketua PC IMM Kabupaten Kuningan Rennis Amarullah menilai KPU Kuningan gagal dalam menjalankan tugas utamanya yaitu meningkatkan partisipasi pemilih sehingga terkesan KPU tidak mampu menjaga demokrasi. “Aksi ini bukan yang pertama kali, ini kali ketiga kami datang kesini (Kantor KPU red), namun para komisioner tidak mau menemui kami untuk berdialog,” ujar Rennis. Sabtu (30/11/2024) anggota Komisioner tengah melakukan rekapitulasi/pleno Kecamatan.

Suasana panas menyelimuti halaman Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kuningan, Jumat (29/11/2024), saat sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kabupaten Kuningan menggelar aksi unjuk rasa yang ketiga kalinya. Dinilainya KPU tidak mampu menjaga demoktasi, kalau lembaga KPU tidak mampu menjalankan tuhasnya, kepada siapa lagi masyarakat bisa berharap.

Mereka menuntut lima komisioner KPU Kuningan mundur karena dianggap gagal menjalankan tugasnya dalam penyelenggaraan Pilkada 2024. Massa aksi datang dengan membawa spanduk berisi kritik tajam dan memasangnya di pagar menghiasi halaman kantor KPU dengan tulisan “Komosioner Sampah,” Mereka juga menuntut dialog terbuka dengan para komisioner KPU untuk membahas kinerja lembaga tersebut. Namun, hingga lebih dari satu jam menunggu, tidak ada satu pun komisioner yang menemui massa.

Merasa diabaikan, para pengunjuk rasa melakukan aksi pembakaran ban bekas dan replika pocong di pintu gerbang Kantor KPU sebagai simbol matinya demokrasi. Situasi sempat memanas ketika api yang membesar membakar pagar depan kantor KPU dan nyaris menyentuh kabel listrik PLN di sekitarnya. Aparat kepolisian yang berjaga sempat terlibat negosiasi dengan massa untuk mengendalikan situasi. Selain itu, massa IMM melemparkan tomat dan sayuran busuk ke halaman kantor KPU sebagai bentuk protes atas buruknya kinerja lembaga tersebut.

Ketua PC IMM Kabupaten Kuningan, Rennis Amarullah, dalam orasinya menyebut bahwa KPU Kuningan gagal menjalankan tugas utamanya, terutama dalam meningkatkan partisipasi pemilih. “Angka golput pada Pilkada kali ini mencapai lebih dari 300 ribu orang. Ini adalah angka terburuk sepanjang sejarah Pilkada di Kabupaten Kuningan, seharusnya KPU bertanggung jawab atas rendahnya partisipasi ini. Sosialisasi yang mereka lakukan itu sejauh mana hasilnya? Apa kerja mereka selama ini?” tegasnya.

Dua aksi sebelumnya, IMM telah menyoroti berbagai persoalan yang melibatkan KPU Kuningan, mulai dari dugaan kurang transparannya proses rekrutmen penyelenggara di tingkat Panitia Pemungutan Suara (PPS) dan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), hingga adanya dugaan kasus asusila yang melibatkan oknum penyelenggara pemilu di bawah naungan KPU.

“Kami tidak hanya mempersoalkan angka golput yang tinggi, tapi juga dugaan pelanggaran moral dan etika yang terjadi. Semua ini menunjukkan bahwa lima komisioner KPU Kuningan tidak becus bekerja. Kalau tidak mampu, sebaiknya mundur saja,” terang Rennis. Melalui aksi ini, IMM berharap semua komisioner KPU Kuningan segera melakukan introspeksi dengan mundur secara sukarela. Karena masih banyak SDM penyelenggara pemilu yang lebih mumpuni dan mampu. (Mans)

Show More
Back to top button