Dengan Protokol Kesehatan, Pembuatan Kartu Kuning di Disnakertran Kota Sukabumi Membludak
SUKABUMI, eljabar.com — Pembuatan kartu kuning (AK-1) di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertran) Kota Sukabumi kebanyakan dari masyarakat yang baru lulus sekolah. Selama bulan Juni saja, pemohon Ak-1 tersebut mencapai 719.
“Rata-rata yang membuat kartu kuning itu yang baru lulus sekolah tahun ini,” ujar Kepala Seksi Penempatan Kerja Mohamad Sini, Senin (20/07/2020).
Sementara, periode Januari hingga Juni lanjut Sini, pemohon pembuatan AK-1 mencapai 1498. Tapi disaat pertama terjadi pandemi yang melakukan pemohon kartu kuning tersebut bisa dihitung dengan jari.
“Dibulan Maret sampai April pemohon pembuatan AK-1 sangat sedikit, karena di masa itu sedang tingginya mas apandemi Covid-19. Tapi setelah masa kelulusan sekolah tinggi lagi pemohonnya, bahkan selama dua pekan di bulan Juli ini sudah mencapai 400 pencari kerja yang membuat AK-1,” ungkap Sini.
Tapi, lanjut Sini, untuk saat ini pembuatan kartu tersebut tidak bisa dilakukank secara online, sebab sistemnya sedang off, sehingga pihaknya harus melayani masyarakat dengan cara manual. Tapi, dengan manual juga sangat riskan disaat situasi seperti ini, akhirnya aku Sini, formulir pembuatan tersebut diberikan ke pemohon.
“Kita bagikan saja, biar mereka mengisi di rumah, setelah itu nanti mereka kembali lagi ke kita untuk di cap dan sebegainya,” terangnya.
Pihaknya juga dalam melayani pembuatan secara offline tersebut tentu saja tidak lupa dangan protokol kesehetan walaupun hanya sebatas memberikan formulir saja. Tapi hal itu juga setidaknya untuk mencegah atau memtus rantai penyebaran Covid-19.
“Kita tetap lakukan protokol kesehatan karena itu sangat penting,” tuturnya.
Pihaknya juga melakukan kajian kepada pemohon tersebut, rata-rata mereka membuat kartu kuning tersebut hanya untuk persiapan.
Artinya, lanjut Sini, jika sewaktu-waktu ada perusahan yang membuka lowongan, tinggal dimasukan lamaranya.
“Hampir 99 persen mereka mangaku kalau pembuatan kartu kuning dimasa pandemi ini untuk persiapan, dan kebanyakan baru lulus sekolah atau yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang atas,” ungkapnya. (Anne)