KBB, eljabar.com — Sejak digulirkannya program Citarum Harum pada Februari 2018 oleh pemerintah pusat, kondisi Sungai Citarum kini sudah mulai membaik. Sungai Citarum yang dulu menyandang predikat sungai paling tercemar di dunia, kini mulai tertangani.
Dalam pelaksanaan program Citarum Harum ini, Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 15/2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum.
Presiden menargetkan penanganan Sungai Citarum dilakukan selama 7 tahun. Program rehabilitasi dan revitalisasi DAS Citarum akan dikerjakan secara sinergis dan terintegrasi antara pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan pemda kabupaten/kota yang terlintasi Sungai Citarum.
Selama penanganan Sungai Citarum, pemerintah menerjunkan personel TNI untuk membenahi kondisi sungai melalui Satuan Tugas Citarum Harum yang juga turut melibatkan para pemangku kebijakan di pusat, provinsi, kota/kabupaten yang dilintasi Sungai Citarum.
Seperti halnya Sosialisasi program citarum harum yang digelar oleh Satgas Sektor 11 di Yayasan Sekolah Al Muktariyah, Rajamandala, Cipatat, Bandung Barat, (29/6/19) berlangsung interaktif. Kegiatan yang ditujukan sebagai edukasi PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) ini mendapatkan respon dan antusiasme yang tinggi dari puluhan pelajar tingkat Madrasah Aliyah (SMA) dan Madrasah Tsanawiyah (SMP) Yayasan Al Muktariyah.
Pasalnya, kegiatan yang berlangsung sejak pukul 9 pagi hingga sekitar pukul 12 siang, para peserta yang mengikuti dan menyimak materi yang diberikan oleh narasumber secara seksama sejak acara dimulai hingga selesai.
Sosialisasi dihadiri langsung oleh Dansektor 11 Kol CAJ Firman Aidil, Kepala Yayasan Al Muktariyah Ayi Hanafiah, Danramil Cipatat Kapten Kav H. Rifai Lubis, dan penyuluh kesehatan Puskesmas Rajamandala. Keempatnya hadir sebagai narasumber kegiatan sosialisasi.
Antusias yang tinggi terlihat dari banyaknya siswa yang mengajukan pertanyaan kepada narasumber, khususnya ditujukan kepada Dansektor 11 satgas citarum. Bahkan karena tingginya interaksi dari para siswa dan terbatasnya waktu, Dansektor 11 mengatakan, “kalau masih ada pertanyaan bisa ditulis dan dikumpulkan kedepan saja,” ujar Dansektor 11 saat mengakhiri sesi tanya jawab.
Komandan Sektor 11 Kol CAJ Firman Aidil menjelaskan bahwa tujuan dilakukannya sosialisasi di sekolah guna memberikan pembekalan dan edukasi sejak dini tentang kesadaran dan bahaya dampak pencemaran yang terjadi di lingkungan, khususnya kelestarian sungai. Program citarum diharapkan dapat diketahui oleh semua lapisan masyarakat, karena dari tahu menjadi ikut berbuat menjaga lingkungan.
“Paling tidak dengan sosialisasi ini, warga mendapatkan pengetahuan, setelah tahu mereka akan ikut berbuat. Berharap program ini bisa diketahui di seluruh pelosok masyarakat,” ungkapnya.
Melalui sosialisasi ini, kata Kolonel Firman Aidil, semoga dapat merubah mindset (pola pikir) masyarakat tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat, sekaligus menjaga lingkungan.
“Pelan pelan kita ubah mindset masyarakat, yang tadinya apatis menjadi peduli. Kalo sudah tidak ada lagi satgas, nantinya masyarakat yang akan melanjutkan,” ujar Kolonel Firman.
Dari materi yang disampaikan di sosialisasi ini diharapkan siswa ikut menyampaikan ke teman dan keluarga, tentang pentingnya fungsi sungai citarum bagi kehidupan khususnya warga Jawa Barat.
Untuk Sektor 11, Kolonel Firman Aidil menyampaikan kepada siswa bahwa pihaknya akan membangun taman ikon yang nantinya bisa dijadikan tempat rekreasi. “Kita akan buat taman ikon, tapi nanti setelah kita bersihkan dulu sungainya, bebas dari pencemaran,” janjinya. *red