Dukungan Mengalir, dr. Erliyati Dianggap Masih Jadi Sosok Kunci Transformasi RSUD Sumenep

SUMENEP, Eljabar.com — Sosok dr. Erliyati dinilai masih sangat dibutuhkan dalam jajaran kepemimpinan RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep. Perempuan tangguh yang dikenal tegas sekaligus humanis ini dianggap berhasil menghadirkan transformasi nyata dalam pelayanan kesehatan yang langsung dirasakan oleh masyarakat.
Di tengah tantangan besar pelayanan publik, dr. Erliyati tampil dengan gaya kepemimpinan yang menyeimbangkan antara efisiensi, nilai kemanusiaan, dan solusi konkret. Tak mengherankan, jika dukungan terhadap dirinya mengalir deras, baik dari tenaga medis, staf internal, hingga masyarakat umum.
“Selama beliau menjabat, pelayanan jadi lebih cepat, tenaga medis lebih ramah, dan empati sangat terasa,” ungkap Rifki, seorang aktivis asal Sumenep, Minggu (27/7/2025).
Para pegawai rumah sakit pun menyuarakan harapan agar dr. Erliyati tetap melanjutkan kepemimpinannya. Bagi mereka, ia bukan sekadar direktur, tetapi sosok inspiratif yang membangun sistem kerja profesional, terbuka, dan penuh penghargaan antar individu.
“Beliau bukan hanya direktur, tapi inspirator. Kami masih sangat membutuhkan beliau,” ujar seorang perawat senior yang enggan disebut namanya.
Para dokter juga merasakan perubahan besar dalam suasana kerja. Jika dulu komunikasi vertikal terasa kaku, kini hubungan antara atasan dan staf lebih cair dan bersahabat.
“Beliau sering turun langsung ke lapangan. Kami merasa dihargai sebagai mitra, bukan sekadar bawahan,” tutur seorang dokter spesialis.
Tak hanya soal kinerja, kepemimpinan dr. Erliyati juga dinilai berhasil memadukan profesionalisme dan etika. Keputusan-keputusan strategis, baik medis maupun administratif, ia ambil dengan landasan integritas dan keteladanan, bukan sekadar formalitas birokrasi.
“Beliau tidak memimpin dengan tangan besi, tapi dengan hati dan nilai-nilai yang nyata,” tambah dokter lainnya.
Dukungan agar ia tetap menjabat datang dari seluruh lini: dokter, perawat, hingga pegawai nonmedis. Bahkan, sejumlah pegawai menyatakan kesiapannya menyampaikan aspirasi resmi ke pemerintah daerah jika dr. Erliyati harus mundur karena faktor birokrasi.
“Jangan sampai karena dinamika jabatan, kita kehilangan pemimpin yang bekerja dengan sepenuh hati,” tegas seorang staf administrasi rumah sakit.
Hingga kini belum ada pernyataan resmi dari Pemerintah Kabupaten Sumenep terkait arah kepemimpinan RSUD. Namun satu hal jelas: suara dari dalam rumah sakit bulat menyatakan bahwa dr. Erliyati masih sangat dibutuhkan untuk melanjutkan reformasi dan semangat pelayanan berbasis hati yang telah ia bangun.
Jejaknya tak hanya meninggalkan catatan administratif, tetapi juga kesan mendalam: ia bukan sekadar pejabat, tetapi pemimpin yang menyulut semangat, merawat harapan, dan menghadirkan rumah sakit sebagai ruang yang lebih manusiawi dan profesional bagi semua kalangan.(Ury)