Sumedang,eljabar.com — Dengan wajah baru mulai interior dan eksterior serta dilengkapi dengan parkir basement, Emaki Hotel Jatinangor yang semula bernama Hotel Jatinangor yang beralamat di Jalan Raya Ir Soekarno Desa Cibeusi Kecamatan Jatinangor diresmikan Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir dan Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Sumedang, Senin (27/2/2023).
Tampak hadir pula beberapa direksi PT Ma’soem Group, seperti Rektor Ma’soem University, Dr Dadang Mohamad Ma’soem, Ketua Yayasan Al Ma’soem Bandung, Dr Ir H Ceppy Nasahi Ma’soem, Tonton Taufik MBA, dan Owner Emaki Hotel Jatinangor, Koko Tahkik Ma’soem beserta keluarga besar Alm H. Ma’soem.
“Alhamdulillah kita sudah Grand Opening, sebetulnya dijadwalkan tanggal 1 Maret 2023, tetapi berhubung pa Bupatinya siapnya sekarang ya kita gelar hari ini. Dengan brand yang mungkin sedikit berubah asalnya Hotel Jatinangor menjadi Emaki Hotel Jatinangor, kita berharap kedepan kita bisa menjadikan sesuatu buat Sumedang. Sebagai fasilitas kita tambahkan unsur modern dan kekinian, dengan tetap menerapkan Hotel Berbasis Syariah,” ujar Jajang Haris Operasional Manager Emaki Hotel Jatinangor kepada wartawan, Senin (27/2/2023).
Jajang menambahkan, karena taglinenya hotel keluarga, sehingga pangsa pasarnya kalangan SKPD yang berada di Sumedang dan Bandung Timur. Juga untuk kalangan mahasiswa yang menyediakan fasilitas seperti basement, aerobic room, swiming pool, ball room, meeting room, life musik, serta cafe coffee dan resto. Bedanya dengan Hotel Jatinangor mungkin yang terlihat cukup kentara yakni di tampilan depan dan adanya tempat nongkrong (ngopi) di depan yang viewenya langsung ke depan jalan Ir Soekarno Jatinangor.
“Untuk fasilitas kamarnya, kita ada 5 jenis kamar mulai dari standar room, deluxe room, junior site sama Executive room. Jadi 5 klasifikasi kamar seperti itu dari range-nya mulai Rp 400 ribu sampai Rp1 juta per kamar per malam. Kemudian kita juga punya fasilitas function room Resto,” ujarnya.
Sedangkan penamaan Emaki sendiri berasal dari kata Emak dan Aki yang biasa anak-anak H. Ma’soem memanggil ke ayah dan ibunya, Emak dan Aki. Seperti halnya di pesantren Lansia Emaki Lembang Bandung Barat juga milik keluarga Alm H Ma’soem.
“Emak dan Aki itu salah satu bentuk penghargaan dari putra-putrinya Pak Haji Ma’soem. Jadi diabadikan dengan nama hotel ini,” paparnya.
Hanya yang paling utama, lanjut Jajang, Al Ma’soem ingin memberikan kontribusi kepada Pemkab Sumedang dengan menambah PAD dari sektor pariwisata, Hotel, dan restoran.
Sementara itu, Ketua BPC Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Sumedang, H. Nana Mulyana mengapresiasi dengan adanya Emaki Hotel Jatinangor ini. Sebab, selain menambah jumlah hotel dan restoran di Kabupaten Sumedang juga akan menambah PAD bagi Kabupaten Sumedang.
H. Nana pun mengapresiasi dari segi fasilitas yang diberikan semula Hotel Jatinangor yang hanya hotel melati, saat ini dengan tampilan baru, nama baru menambah fasilitas serta treatment menjadi hotel berbintang.
“Kami dari BPC PHRI Sumedang mengapresiasi atas dibukanya Emaki Hotel Jatinangor yang mana saat ini fasilitas yang dimiliki oleh hotel ini sangat lengkap. Kalau sebelumnya kategorinya adalah hotel melati tapi kalau sekarang dengan fasilitas yang ada ini sangat luar biasa,” ujarnya.
Kemudian yang kedua Jatinangor juga termasuk dalam kawasan Bandung Raya yang mana SKPD dari kota Bandung, kabupaten Bandung, dan Cimahi ini bisa berkunjung ke Sumedang karena hitungannya juga sudah hitungan luar kota. Sehingga okupansi ini juga akan meningkat. Kemudian, yang ketiga Jatinangor sebagai kawasan pendidikan ini juga menjadi daya tarik sendiri yang mana pengunjung yang datang ke sini khususnya orang tua siswa dan mahasiswa ini setiap harinya tidak hanya weekend juga weekday.
“Kemudian yang ketiga Jatinangor, Tanjungsari Pamulihan merupakan area atau kawasan pariwisata baru ya karena sekarang ini dengan adanya Janspark. Kami lihat sendiri bahwa pengunjung weekday saja itu sekitar 4000 an dan weekend itu bisa tembus 10 sampai dengan 15.000 orang. Mereka datang ke sini juga tentu memberikan dampak sangat besar bagi industri hotel dan restoran yang ada di Sumedang, tidak hanya mungkin pariwisatanya termasuk juga oleh-oleh Sumedang juga bisa bergerak,” tandasnya.