Gabungan Elemen Gerakan Gelar Aksi Tolak Kenaikan Harga BBM di Depan Gedung DPRD Pamekasan

PAMEKASAN, eljabar.com* — Gabungan elemen gerakan aksi yang terdiri dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sejumlah perguruan tinggi Pamekasan, Forum Aspirasi dan Advokasi Masyarakat (FAAM) dan perwakilan dari pedagang kecil menggelar aksi tolak kenaikan harga BBM yang baru ditetapkan oleh Presiden Jokk Widodo.
Mereka beralasan, kenaikan harga BBM tersebut dinilai tidak tepat sebab ekonomi masyarakat baru merangkak pulih dari dampak pandemi Covid-19.
Koordinator lapangan aksi tersebut, Basid menilai kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM bersubsidi itu tidak mempertimbangkan kondisi masyarakat saat ini.
Sedangkan bantalan yang ditawarkan pemerintah berupa BLT kenaikan harga BBM selama 4 bulan dianggap bukan solusi konkrit yang tepat bagi masyarakat.
“Kami menuntut agar wakil rakyat mendengar keluhan masyarakat dan berpihak pada kepentingan masyarakat yang akan terdampak oleh kebijakan yang tidak populer tersebut,” ujar Basid, Senin (05/09/2022).
Ia juga menambahkan bahwa terdapat 2.000 kader mahasiswa yang tersebar di 4 kabupaten di Pulau Madura akan turun serentak menolak kenaikan harga BBM bersubsidi.
Bahkan, pihaknya juga akan memblokade beberapa SPBU dan mengajak untuk ikut menyuarakan aksi penolakan tersebut.
“Pemerintah tidak melihat kesulitan yang akan dihadapi masyarakat akibat kenaikan harga BBM bersubsidi, apalagi kondisi ekonominya belum sepenuhnya pulih saat ini,” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Pamekasan, Khairul Umam yang menemui massa aksi mengaku akan memperjuangkan aspirasi yang disampaikan oleh mahasiswa dan elemen-elemen masyarakat tersebut.
“Perekonomian masyarakat masih belum stabil pasca 2 tahun diterpa pandemi Covid-19, kami akan menolak kebijakan ini demi kepentingan masyarakat,” tandas Umam. (idrus)