Regional

Gerakan Tanam Seribu Pohon Warnai Peringatan Bencana Longsor Cimanggung

Sumedang, eljabar. Com — Dalam rangka membangun kesadaran masyarakat akan bencana, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang menggelar Gerakan Penanaman 1000 Pohon di lokasi terjadinya longsor dua tahun lalu, yakni di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung.

Acara yang digelar pada Minggu (8/7) tersebut dihadiri Anggota Komisi VIII DPR RI KH. Maman Imanul Haq dan Hj. Itje Siti Dewi Kuraesin, para pejabat di lingkup BNPB, Sekda Kabupaten Sumedang Herman Suryatman, Kalak BPBD Sumedang Atang Sutarno, unsur Forkopimcam Cimanggung, para relawan beserta tamu undangan lainnya.

Direktur Pemulihan dan Peningkatan Sosial Ekonomi dan Sumber Daya Alam BNPB Eny Supartini dalam sambutannya mengatakan, kegiatan tersebut merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan di Alun-alun Sabtu malam (8/7) yakni Budaya Sadar Bencana.

“Ini merupakan tantangan kita bahwa di Cimanggung telah terjadi longsor pada waktu yang lalu, merenggut puluhan korban jiwa dan kerusakan infrastuktur,” ucapnya.

Setelah meninjau rumah relokasi hunian warga yang menjadi korban longsor, ia pun memberikan apresiasi karena layak huni dan representatif.

“Rumahnya lebih dari Perumnas dan sangat bagus. Ini akan menjadi percontohan kita. Apabila nanti kalau ada relokasi, minimal rumahnya seperti itu. Sangat bagus,” ujarnya.

Sementara itu, Kalak BPBD Sumedang Atang Sutarno mengatakan, lokasi penanaman pohon merupakan tempat terjadinya bencana pada Tahun 2021 yang merenggut korban 41 orang.

“Dimana korbannya tidak hanya masyarakat, tetapi para petugas yang sedang melakukan evakuasi sesaat setelah longsor yang pertama terjadi,” ucapnya

Dikatakan Atang, hal tersebut menggerakkan pihaknya untuk perlu dilakukan penataan di wilayah tersebut yang rawan bencana.

“Salah satunya dalam mengurangi risiko bencana kita lakukan penanaman pohon. Kita koordinasi dengan BNPB dan menyetujui kegiatan dilakukan di tempat ini,” kata Atang.

Show More
Back to top button