Kendaraan Ramah Lingkungan Menjadi Pilihan Masyarakat dan Dunia Usaha – Jasa Angkutan di Masa Datang

Sukabumi, eljabar. Com — Kendaraan ramah lingkungan menjadi pilihan masyarakat dan juga dunia usaha – jasa angkutan di masa datang, karena memiliki sejumlah kelebihan lain dibandingkan dengan mobil konvensional yang menggunakan BBM.
Antara lain lebih ekonomis – biaya operasionalnya lebih murah dan juga lebih aman bagi pengendara maupun penumpangnya.
Hal tersebut dikatakan oleh Assda III bidang administrasi setda Pemkot Sukabumi, Iskandar saat mewakili Wali Kota Sukabumi menghadiri seminar nasional teknologi kendaraan listrik dan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) yang diselenggarakan oleh lembaga riset dan teknologi pengurus cabang PMII Kota Sukabumi, di Gedung Silamic Center Kota Sukabumi. Rabu, (5/7/2023).
Kegiatan yang mengusung tema peran PMII dalam mendorong Era Teknologi Industri Motor Listrik dan SPKLU untuk Indonesia Net Zero Emission 2060 tersebut, kata Iskandar, penggunaan BBM sebagai bahan baku dasar sektor transportasi nyaris mencapai angka statistik di 99 persen dari konsumsi energi final.
Artinya, ketergantungan pemakaian BBM oleh kendaraan di jalan raya sangatlah besar. Dan hal ini menyumbang emisi gas rumah kaca (GRK) yang sangat besar dampaknya terhadap kondisi udara di suatu wilayah.
“Tentu hal ini tidak sebanding dengan produksi BBM yang dihasilkan, dalam kurun waktu yang kurang dari 100 tahun kondisi ini akan mengakibatkan ketidakstabilan pemenuhan kebutuhan BBM dipasar. Oleh karena itu pemerintah Indonesia telah bergerak lebih awal menangkap permasalahan tersebut,”Jelas iskandar dilansir dari dokpim.
Pemerintah Republik Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi emisi zat karbon dengan penggunaan kendaraan listrik, hal ini bisa dilihat dengan telah dikeluarkannya berbagai regulasi yang mendukung implementasi tersebut, Daftar regulasi pendukung ekosistem kendaraan listrik di Indonesia
“Pemkot Sukabumi sendiri, melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setiap 2 tahun sekali menyusun laporan inventariasi emisi GRK, sebagai dasar kebijakan dan penentuan pemecahan permasalahan emisi GRK. Hasilnya memang masih dalam tahap aman/bagus, namun seiring dengan perkembangan zaman tentu kita juga harus mempersiapkan diri dan berkontribusi positif akan pengurangan emisi karbon,”pungkasnya.(anne)