Ia mengungkapkan, pelatihan tersebut sangat bermakna, strategis dan bermanfaat dalam meningkatkan kapasitas dan kompetensi aparatur desa sehingga lebih baik lagi dalam mengelola desa yang tujuannya mensejahterakan masyarakat.
“Jadi mengelola desa itu dengan RPJMDesnya, RKPDes, APBDes. Itulah istrumen kita untuk mensejahterakan masyarakat, bagaimana membuat program kegiatan yang berdampak kepada tujuan mensejahterakan masyarakat,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan, Kabupaten Sumedang sudah mempunyai inovasi dalam menghadapi kondisi yang tidak menentu karena adanya berbagai disrupsi.
“Saya namakan Disruption Innovation Village. Kita punya SAKIP Desa dan super aplikasi e-Office Desa, walaupun belum semuanya,” tuturnya.
Dikatakan, pondasi dalam membangun dalam berbagai tingkatan adalah agama, budaya dan teknologi dan pendekatan untuk membangun memakai konsep pentahelix.