Nasional

Keterbatasan Peralatan Sungai Ganjal Usulan Prioritas Normalisasi Sungai Semajid

PAMEKASAN, eljabar.com – Peralatan sungai Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (DPUSDA) Provinsi Jawa Timur, tersedia dalam jumlah yang terbatas.

Kondisi ini membuat fungsi pelayanan peralatan sungai dalam upaya antisipasi banjir di tiap-tiap wilayah sungai menjadi lamban. Untuk memakai peralatan sungai terpaksa antri giliran usai pakai.

Kepala UPT PSDA WS Kepulauan Madura Anton Deni Swara mengaku telah meminta untuk prioritas normalisasi sungai Semajid namun sampai saat masih menunggu usai dipakai di tempat lain.

“Alat PU SDA terbatas, terus dipakai untuk melayani seluruh Jawa Timur,” ujarnya.

Selanjutnya, Anton menegaskan, pihaknya sudah normalisasi dan pekerjaan perkuatan tanggul yang jebol di Kecamatan Pademawu. Ia menyayangkan, kegiatan yang telah dilakukan di Pademawu itu luput dari perhatian.

Informasi yang berhasil dihimpun menyebut, perkuatan tanggul tersebut berada di dusun Desa Durbuk, Kecamatan Pademawu pada Selasa, 4 Oktober 2022.

Kegiatan tersebut merupakan reaksi cepat UPT PSDA WS Kepulauan Madura. Pelaksana teknis DPUSDA Jatim itu menurunkan Kelompok Kerja Sungai (KKS) Semajid, terdiri dari pengamat, juru pengairan, penjaga pintu air dan pekarya daerah irigasi Samiran.

Pekerjaan yang dilaksanakan antara lain menaikkan rumpun bambu yang roboh dan masuk ke badan sungai. Ranting-ranting dan pohon bambu yang menghalangi debit aliran sungai Semajid dibersihkan dan dipotong.

Respons cepat DPU SDA Jatim tersebut dilaksanakan secara serentak di unit-unit pelaksana teknis wilayah sungai di Jawa Timur.

Sebelumnya, DPUSDA Jatim melaksanakan kunjungan kerja monitoring lokasi potensi banjir yang tersebar di wilayah Jawa Timur. Kegiatan yang dipimpin langsung oleh Kepala DPU SDA Jatim, M. Isa Anshori, untuk kesiapsiagaan menghadapi musim hujan.

Potensi banjir sungai Semajid tersebut juga dikemukakan Kepala Desa Laden Alimuddin. Banjir yang menggenang di desa setempat berasal dari luapan sungai Semajid. Oleh sebab itu, pihaknya mendesak segera dilakukan normalisasi.

“Menghadapi musim hujan maka normalisasi sungai Semajid perlu segera dilakukan biar desa ini selalu tergenang tiap tahun,” ujarnya.

Sementara, Koordinator Bidang Jaringan Surabaya Institute Governance Studies (Signs), Tunggal Karsana menjelaskan, potensi banjir pada daerah aliran sungai ditentukan dengan menggunakan beberapa parameter.

“Potensi banjir yang dikhawatirkan warga setempat harus dilakukan pengkajian dan dianalisis dengan metode yang tepat. Misalnya, analisis banjir besar maksimum tahunan dikaji dengan besar potensi banjir berdasarkan periode ulang. Kemudian bisa disimpulkan daerah atau tempat yang rawan banjir dan diusulkan mendapat prioritas penanganan,” bebernya.

Sebagai bentuk pelayanan, ia justru mendorong instansi pemerintah terkait, merespon desakan Pemerintah Desa Laden dengan objektif dan terbuka. (idrus)

Show More
Back to top button