Nasional

Korban Tewas Akibat Awan Panas Guguran Gunung Semeru Bertambah Jadi 46 Jiwa

LUMAJANG, eljabar.com – Hingga hari kedelapan Tim Pencarian dan Pertolongan (SAR), jumlah korban meninggal akibat Awan Panas Guguran (APG) erupsi Gunung Semeru sebanyak 46 jiwa. Tim pencarian yang bekerja di bawah koordinasi Basarnas itu memfokuskan pencarian di tiga sektor.

Tim SAR yang terdiri dari personel Basarnas, TNI, Polri, BPBD, relawan dan warga ini terbagi ke dalam 4 grup. Tiga grup memfokuskan pada pencarian di tiga sektor, sedangkan satu grup lainnya bersiaga untuk evakuasi dan membantu pendataan warga terdampak bencana.

Grup pertama melakukan pencarian di Dusun Kajar Kuning dan Curah Kobokan, grup dua di daerah tambang Pasir H. Satuhan dan grup ketiga di Dusun Keboneli dan Kampung Renteng.

Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan, Abdul Muhari mengaku, cuaca ekstrim dan hujan terkadang menghambat proses pencarian korban hilang.

“Basarnas menekankan pada keamanan dan keselamatan responder yang bekerja di lapangan,” kata Muhari melalui siaran pers, Sabtu (11/12/2021).

Ia menambahkan, sebelum melakukan operasi di lapangan para responder yang terlibat telah dibekali arahan keamanan dan keselamatan.

“Hingga saat ini 9 jiwa masih dinyatakan hilang, sedangkan luka berat 18 jiwa dan luka ringan 11 jiwa,” ujarnya.

Sementara itu, dari data yang masuk, imbuh Muhari, warga yang mengungsi berjumlah 9.118 jiwa, terdiri dari 4.435 penyintas laki-laki dan 4.683 penyintas perempuan.

“Proses pendataan penyintas masih terus dimutakhirkan setiap harinya,” tukas Muhari.

Saat ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang dibantu para relawan membantu untuk penguatan pendataan di lapangan sehingga data terpilah, khususnya pada kelompok rentan agar dapat terdata dengan lebih baik.

Para penyintas tersebar di 115 titik pos pengungsian, di antaranya terpusat di 18 titik di 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Pasirian 6 titik (2.081 jiwa), Candipuro 8 titik (3.538) dan Pronojiwo 4 titik (1.056).

Sebanyak 94 titik lain tersebar di Kabupaten Lumajang, di antaranya Sukodono 10 titik (334 jiwa), Sumbersuko 8 titik (312), Lumajang 12 titik (380), Yosowilangun 4 titik (70), Pasrujambe 2 titik (197), Randuagung 9 titik (52), Senduro 7 titik (131), Tekung 4 titik (68), Jatiroto 4 titik (90), Kunir 5 titik (171), Klakah 7 titik (55), Kedungjajang 9 titik (61 jiwa), Gucialit 2 titik (15), Tempusari 1 titik (21), Padang 4 titik (205), Ranuyoso 1 titik (31) dan

Rowokangkung 5 titik (60). Sedangkan warga mengungsi di luar Lumajang berada di Kabupaten Malang 2 titik (179) dan Probolinggo 1 titik (11).

Dalam upaya penanganan darurat ini, pemerintah daerah mengaktivasi pos komando (posko) yang berlokasi di Kecamatan Pasirian. Posko Penanganan Darurat Bencana Awan Panas dan Guguran Erupsi Gunung Semeru didukung dua Pos Sub Satgas I (Lumajang) yang berada di Desa Candipuro, Kecamatan Candipuro dan Pos Sub Satgas II (Malang) di Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo.

“Pos logistik bantuan dipusatkan di Pendopo Bupati Lumajang, sedangkan Pos Pendukung Lapangan berada di Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro,” tulis Muhari di laman bnpb.go.id, Sabtu (11/12/2021).

Selain pada operasi pencarian dan pertolongan, Posko juga mengutamakan pelayanan kepada warga terdampak serta pemulihan sarana dan prasarana yang terdampak abu vulkanik.

Pada upaya pelayanan warga, Posko utama tanggap darurat di Lumajang membuka pusat layanan atau call center di nomor 081234570077 sehingga ini diharapkan dapat membantu warga yang membutuhkan dukungan pelayanan selama masa tanggap darurat hingga 17 Desember 2021. (*wn)

Show More
Back to top button