SUMENEP, eljabar.com – Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Badur, Kecamatan Batuputih, Sumenep, Madura, Jawa Timur, tidak digaji selama satu tahun lebih.
Hal itu diungkapkan langsung oleh Ketua BPD Badur, Hosnan A berikut 3 anggotanya yang mengaku tidak menerima gaji sama sekali.
Sejak Januari 2022 hingga Oktober 2023, kata Hosnan, pihaknya sepeser pun tidak menerima gaji selama ia menjabat sebagai Ketua BPD Badur.
“Baru hari tanggal 3 Oktober 2023 BPD ikut musyawarah, dikarenakan baru tanggal 2 Oktober 2023 BPD Badur mendapatkan surat undangan. Selama Tahun 2022 sampai 2 Oktober 2023 BPD tidak diikutsertakan dalam musyawarah desa dan persetujuan peraturan desa, baik meliputi penetapan APBDesa, Perdes, LPJ APBDes dan Perdes RKPDesa,” kata Hosnan saat dikonfirmasi media melalui sambungan teleponnya, Kamis (05/10/2023).
Pada media, Hosnan menguraikan bagaimana dirinya saat ini tengah memperjuangkan hak yang belum didapatkan. Namun Pemdes Badur utamanya Kepala Desa (Kades) Badur, Atnawi, tidak menggubris hal itu.
“Kades hanya diam. kritik kepada Camat yang tahu tapi hanya berdiam diri. Kritik kepada pendamping desa yang tidak dibolehkan membahas hal apapun, padahal sangat penting dibahas dan pendamping diduga ada keberpihakan,” kata Hosnan memaparkan.
Atas hal tersebut, sebagai bentuk kekecewaan, Hosnan memberikan pernyataan sikap, yaitu menolak semua hasil kerja Kades Badur, Atnawi.
“Ya karena tidak lewat Musdes dengan BPD, makanya kami kecewa,” tambahnya.
Saat dilakukan upaya konfirmasi oleh media ini, Kades Badur, Atnawi, belum merespon meski terdengar nada dering.
Senada dengan kondisi Kades Badur, Atnawi, yang sulit dihubungi, Camat Batuputih, Zaenal Arifin, juga belum bisa dimintai keterangan hingga berita ini diterbitkan.
Terpisah, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DMPD) Sumenep, Anwar Syahroni menegaskan, bahwa seharusnya Pemdes dan BPD memiliki keterikatan emosional yang utuh.
“Pemdes dan BPD harus aktif dalam melaksanakan tugasnya masing-masing,” kata Anwar dalam keterangannya pada media, saat dihubungi melalui pesan singkat aplikasi WhatsApp.
Pihaknya juga berjanji akan segera menindaklanjuti fenomena yang terjadi di Desa Badur tersebut.
“Akan ditindaklanjuti informasi ini,” pungkasnya. (ury)