Adikarya ParlemenParlemen

Lemahnya Kontrol Pengendalian Pemanfaatan Ruang

ADIKARYA PARLEMEN

BANDUNG, elJabar.com — Kemajuan pembangunan di suatu wilayah, tentunya sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk yang akan selalu diiringi dengan meningkatnya standar kualitas dan kuantitas kebutuhan hidup. Dan peningkatan kebutuhan ketersediaan fasilitas, juga menyebabkan terjadinya perubahan penggunaan lahan.

Perubahan penggunaan lahan ini merupakan fenomena global yang menjadi perhatian peneliti di berbagai negara di dunia. Kajian perubahan penggunaan lahan berkembang sangat cepat dan menghasilkan banyak pendekatan.

Dalam perubahan penggunaan lahan di Jawa Barat menurut Anggota Komisi 4 DPRD Jawa Barat, H. Kasan Basari, pertumbuhan penduduk yang sangat cepat berakibat pada perluasan areal dan intensifikasi pertanian.

Pola perubahan penggunaan lahan menunjukkan bahwa perubahan penggunaan lahan akan intensif,  terutama di wilayah dataran rendah. Pada setiap tahunnya, terjadi penurunan luas lahan sawah di Jawa Barat.

“Gambaran tersebut menunjukkan adanya permasalahan serta peringatan adanya ancaman dalam upaya mempertahankan ketahanan pangan, akibat perubahan penggunaan lahan,” jelas Kasan Basari, kepada elJabar.com.

Sebagai contoh, apabila menengok catatan masa lalu dalam cakupan lebih kecil seperti wilayah Bandung Utara, menunjukkan fenomena penyusutan kawasan pertanian secara nyata di wilayah tersebut.

Penyusutan tersebut terutama menjadi berbagai jenis lahan terbangun seperti villa, hotel, perumahan, perkantoran dan jenis bangunan lainnya.

Contoh lainnya, Bekasi merupakan wilayah di sebelah timur Jakarta yang merupakan daerah yang sangat dinamis. Dinamika aktifitas perekonomian dan perubahan penggunaan lahan terjadi semakin intensif dalam dua dekade terakhir.

Konversi lahan pertanian di wilayah Bekasi dan wilayah yang berbatasan langsung dengan ibukota Jakarta lainnya seperti Bogor, juga terjadi cukup intensif.

“Dimana salah satunya adalah akibat proses urbanisasi, serta lemahnya kontrol dalam pemanfaatan ruang,” ungkapnya.

Perubahan penggunaan lahan di Bekasi, diduga merupakan dampak dari pertumbuhan perekonomian yang pesat di Kota Jakarta. Pertumbuhan tersebut menyebabkan kebutuhan lahan untuk aktivitas ekonomi semakin meningkat, sementara ketersediaan lahan di Kota Jakarta semakin terbatas.

Akibatnya terjadi perkembangan lahan terbangun yang meluas ke wilayah-wilayah hinterlandnya. Sementara itu, laju pertumbuhan penduduk Bekasi cukup tinggi dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk daerah lainnya, seperti Bogor.

“Penggunaan lahan untuk kawasan terbangun semakin lama semakin bertambah. Ini disebabkan oleh perkembangan pembangunan yang pesat untuk perumahan, industri dan perkantoran,” katanya.

Dari sederet permasalahan tentang konsistensi data untuk analisis perubahan penggunaan lahan, adanya isu tentang dinamika yang sangat pesat di wilayah yang cukup dinamis.

Selain itu, juga rendahnya kontrol pemanfaatan ruang untuk mengikuti alokasi ruang dalam RTRW, menurut Politisi Partai Gerindra ini, perlu segera dilakukan kajian secara menyeluruh.

“Kajian ini diperlukan dengan tujuan untuk mengetahui pola perubahan penggunaan lahan, sekaligus mengontrol penggunaan lahan yang semakin longgar,” tegasnya.

Selain itu, kajian ini juga untuk mengidentifikasi dan membandingkan pemanfaatan ruang saat ini dan alokasi ruang menurut RTRW, mengkaji perkembangan wilayah, serta mengetahui faktor-faktor penyebab perubahan penggunaan lahan, khususnya di daerah atau kota-kota yang sangat dinamis. (muis)

Show More
Back to top button