Mayoritas Penduduk Indonesia Puas dengan Kepemimpinan Jokowi, BaraJP: Harus 3 Periode
JAKARTA, eljabar.com – Barisan Relawan Jokowi Presiden (BaraJP) tak pernah lelah menyerukan Presiden Jokowi Wodo (Jokowi) 3 Periode. Bukan tanpa sebab, BaraJP memiliki alasan logis dan kuat mengapa pria asal Solo itu harus 3 periode.
Ketua Umum BaraJP, Utje Gustaaf Patty menilai, hanya Jokowi presiden Indonesia yang mampu membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) secara merata.
“Hanya pak Jokowi yang melakukan pembangunan merata, yang berkeadilan dan berkesinambungan demi memajukan kesejahteraan umum. Itu yang membuat kami yakin jika Jokowi 3 periode, Indonesia semakin makmur,” ujar Utje, di Jakarta, Jumat, 2 September 2022.
Utje juga memaparkan terkait Jokowi 3 Periode dan hasil musyawarah rakyat 1 Bandung, Mukadimah UUD 1945 alinea ke 4. Untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
“Maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ini menjadi bahasan musyawarah 1 Bandung,” papar Utje.

Menurutnya, UUD disusun sebagai alat untuk mencapai maksud dan tujuan berdirinya NKRI. Namun demikian, menurut Utje, UUD bukan segalanya, bukan kitab suci yang tak bisa dirubah.
“Terlalu banyak orang pintar di negeri ini yang hanya berpikir tentang pembatasan masa jabatan Presiden/Wakil Presiden dalam UUD yang harus dipatuhi. Bagi kami yang berpikir sederhana, yang terpenting adalah orang yang tepat untuk memimpin Indonesia menuju arah tercapainya cita-cita berdirinya NKRI. Ini juga alasan kuat mengapa Jokowi harus dan bisa 3 periode,” ungkapnya.
Prestasi Mentereng
Utje kemudian mengulas prestasi presiden Jokowi. Menurutnya, pembangunan Indonesia yang dinakhodai Jokowi telah menuju arah yang benar dan berjalan baik.
Itulah yang tergambar dari tingkat kepuasan masyarakat yang konsisten berada di atas angka 70%. Dengan tingkat kepuasan mendekati tiga perempat jumlah penduduk Indonesia tersebut tentunya menjadi modal sosial yang baik bagi kepemimpinan Joko Widodo untuk terus melanjutkan kebijakan-kebijakan strategis.
“Survei Indikator Politik Indonesia yang dilakukan medio Januari-Februari 2022 menunjukkan 71% rakyat Indonesia menegaskan puas atas pencapaian kinerja Presiden. Yang cukup puas dengan kinerja Jokowi sebesar 51%, dengan persentase yang sangat puas, yakni 20%,” sebut Utje.
Tentunya, sambung dia, penanganan pandemi yang dilakukan Presiden Jokowi dengan kebijakan kombinasi gas dan rem untuk menyeimbangkan sektor kesehatan dan ekonomi banyak direkam publik.
“Jika mayoritas puas, artinya Jokowi dianggap piawai menjalankan orkestrasi kebijakan tersebut. Untuk itulah, capaian yang ditorehkan Presiden Joko Widodo ini patut menjadi penanda baru prestasi kepemimpinan yang harus dilanjutkan,” kata dia.
Apresiasi rakyat ini, masih kata Utje, tentunya harus direspons dengan memberikan kesempatan ketiga bagi Jokowi dalam memimpin Indonesia. Sebab, harus diakui hingga saat ini ketekunan Jokowi membangun infrastruktur, serta konsistensi melakukan pemberdayaan yang berpihak pada masyarakat miskin harus tetap dijalankan dengan teguh.
“Kami sepakat jika rapor oke pak Jokowi harus dibayar dengan segera membereskan hal-hal yang masih dianggap menjadi akar bagi sebagian masyarakat yang tidak puas, dan itu dapat terwujud jika Jokowi 3 periode,” kata Utje.
Tiga Prestasi Membanggakan
Terakhir, Utje membeberkan sedikitnya tiga prestasi Presiden Jokowi yang paling menonjol dan membanggakan. Presiden kelahiran Surakarta menurutnya sukses dengan mudah mengembalikan Penguasaan Sumber Daya Alam ke Pemerintah Indonesia.
“Ya, pada periode kepemimpinannya, Jokowi berhasil mengembalikan sejumlah wilayah strategis sumber daya alam yang selama ini dikuasai oleh asing. Salah satunya adalah Blok Rokan. Blok Rokan awalnya dikuasai perusahaan asal Amerika Serikat, PT. Chevron Pasifik Indonesia sejak Indonesia belum merdeka,” katanya.
Berlokasi di Sumatera Utara, imbuh Utje, Chevron menambang minyak dan gas bumi dari wilayah tersebut selama kurang lebih 97 tahun. Kini, wilayah tersebut kembali ke tangan pemerintah dan dikelola oleh BUMN.
Selain Blok Rokan, Jokowi juga mengambil alih tambang emas dan tembaga di Papua yang sudah dikuasai oleh perusahaan asal Amerika Serikat, PT Freeport Indonesia.
“Sebelumnya, saham Freeport dikuasai oleh Negeri Paman Sam. Namun saat ini, kepemilikan saham lebih banyak dimiliki pemerintah Indonesia yakni kisaran 51%,” jelas Utje.
Kemudian, Presiden Jokowi sukses menggenjot pembangunan infrastruktur. Alhasil, pembangunan infrastruktur di Indonesia tampak lebih cepat. Hal ini dikarenakan Jokowi menganggarkan dana cukup besar di pembangunan Infrastruktur selama periode kepemimpinannya.
Adapun sejumlah infrastruktur yang bisa dinikmati selama kepemimpinan Jokowi antara lain Jalan Tol Trans Jawa, Trans Sumatera, Trans Papua, hingga Trans Sulawesi.
Selain itu, Jokowi juga mempercepat pembangunan bendungan pembangkit guna menyokong penggunaan energi listrik terbarukan di Indonesia.
Dan prestasi yang tak kalah membuat Indonesia menjadi sorotan dunia adalah karena Jokowi berperan vital membawa Indonesia jadi tuan rumah perhelatan besar dunia.
“Sejumlah perhelatan bergengsi kelas dunia banyak dilakukan di Indonesia selama periode kepemimpinan Presiden Jokowi. Sebagai contoh, pada 2018 lalu, Indonesia terpilih menjadi tuan rumah pegelaran olahraga se-benua Asia, Asian Games. Selain Asian Games, Indonesia juga menjadi tuan rumah World Cup U-20 yang rencananya bakal dihelat tahun ini,” ulas Utje.
Tahun yang sama, imbuhnya, Indonesia dipilih menjadi tuan rumah forum pertemuan kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU), G-20.
“Lantas dengan deretan prestasi, fakta serta dorongan kuat rakyat Indonesia tersebut, apa yang salah jika Jokowi 3 periode? Apakah orang lain bisa seperti pak Jokowi? Lebih baik logis, jika sosok terbaik ada, mengapa tidak diperjuangkan untuk tetap memimpin. Sederhana bukan?” tukas Utje. (adi)







