Parlemen

Melalui Musrenbang Perwakilan Rakyat di DPRD Kabupaten Bandung Dapat Mendengar Langsung Aspirasi Dari Tingkat Paling Rendah

Kabupaten Bandung,eljabar.com — Melalui kegiatan musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) perwakilan rakyat di DPRD Kabupaten Bandung dapat mendengar langsung aspirasi dari tingkat pegurus dan pimpinan kewilayahan paling rendah. Pemerintahan di tingkat desa harus mampu memanfaatkan keterbatasan anggaran  untuk pembangunan fisik dikarenakan pembatasan atau pengurangan anggaran ke desa akibat penanganan pandemi Covid-19.

Hal tersebut ditegaskan  Anggota DPRD Kabupaten Bandung H. Cecep Suhendar  dari Fraksi Partai Golkar asal daerah pemilihan (Dapil) 4, saat menghadiri Musrembang di tingkat Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung Kamis 10 Februari 2022. “Melalui pelaksanaan Musrenbang ini, kita dari dewan terus melakukan proses penjaringan aspirasi dari masyarakat, tentunya bersifat partisipatif masyarakat,” kata Cecep Suhendar saat menghadiri Musrenbang  tingkat Kecamatan Rancaekek yang berlangsung di GOR Desa Rancaekek Wetan.

Melalui forum Musrembang menurut Cecep Suhendar pagu indikatif yang diberikan Bappeda jauh dari sebelumnya. Khususnya untuk semua desa di Kecamatan Rancaekek itu mencapai sekitar Rp5,1 miliar.

Perlu diketahui sejumlah pihak di lapangan, menurut Cecep Suhendar, pelaksanaan Musrenbang bukan satu-satunya untuk memenuhi kebutuhan anggaran dalam pembangunan.

“Bisa diusulkan melalui aspirasi anggota dewan, dalam perencanaan pembangunan di lapangan, kembali saya tegaskan, pemerintahan desa bisa mengusulkan perencanaan pembangunan melalui aspirasi dewan yang tak terkaper oleh   musrenbang kecamatan,” imbuhnya.

Ia mengatakan dengan adanya pembatasan atau pengurangan anggaran ke desa untuk pembangunan fisik itu, akan membatasi ruang gerak para kepala desa. Pemerintah lebih besar menganggarkan untuk nonfisik, ketimbang untuk pembangunan fisik karena dampak pandemi Covid-19.

“Saya yakin para kades harus mampu melaksanakan berbagai pembangunan di desanya masing-masing,” ungkapnya.

Di tempat sama, Camat Rancaekek Baban Banjar menjelaskan, sebelumnya anggaran yang digulirkan pemerintah ke desa-desa di Kecamatan Rancaekek itu, yaitu mencapai Rp 12 miliar. “Sekarang ini Rp 5,1 miliar, untuk 13 desa dan 1 kelurahan di Kecamatan Rancaekek. Masing-masing sekitar Rp 400 juta,” katanya.

Baban Banjar berharap dengan adanya pengurangan anggaran yang digulirkan ke desa itu, bisa disokong oleh sejumlah dinas, maupun dari Provinsi Jabar dan pusat.  Di hadapan sejumlah unsur pemerintah di Kecamatan Rancaekek, ia mengingatkan kepada masyarakat untuk mewaspadai dengan kondisi Covid-19 yang masih terjadi.

“Situasi Covid-19 ini ada peningkatan kembali, tapi jangan terlalu risau. Kalau risau malah tubuh kita menjadi lemah,” kata Baban Banjar.

Baban Banjar mengatakan, penyebaran varian baru Omicron itu, virusnya tak terlalu berbahaya. “Walau begitu, tetap waspada.  Prokes tetap dilaksanakan, minimal pakai masker, dan sebelum masuk ruangan menggunakan  hand sanitizer,” katanya.

Walau dalam situasi pandemi, kata dia, kegiatan tetap digelar karena pembangunan tak akan berjalan kalau tak ada perencanaan. Di antaranya melalui pelaksanaan musrenbang.

“Musrenbang ini ajang musyawarah produk unggulan dari desa masing-masing. Tak akan sama satu desa dengan desa lainnya,” katanya.

Menurutnya, dalam pelaksanaan musrenbang itu, harus ada yang diprioritaskan. Harapan warga itu bisa disampaikan kepada Wakil Bupati Bandung H Sahrul Gunawan, untuk disampaikan ke Bupati Bandung HM Dadang Supriatna. Kebetulan pada pelaksanaan Musrenbang itu dihadiri oleh Sahrul Gunawan.

“Sampai saat ini, Rancaekek belum punya  Alun-alun dan berharap  tetap menjadi program prioritas.  Cikancung sudah punya alun-alun, sementara Rancaekek belum punya,” katanya.

Camat Baban Banjar pun turut mengungkapkan isu strategis di Kecamatan Rancaekek. Sebelumnya, Rancaekek sering banjir tiap tahunnya, sekarang ancaman banjir sudah bisa diminimalisir setelah ada pengerukan Sungai Cikeruh, Citarik, Cimande dan Sungai Cikijing.

“Bencana sudah mulai reda. Sudah tak banjir lagi, setelah ada hasil pengerukan Sungai Cikeruh, Cimande, Cikijing dan Sungai  Citarik,” katanya.

Ia pun mengingatkan kepada masyarakat untuk mewaspadai ancaman angin kencang puting beliung. Di Rancaekek sering terjadi ancaman angin puting beliung, karena berada di jalur lintasan.

“Isu strategis lainnya, di Kecamatan Rancaekek sering terjadi bencana kekeringan, berkurangnya sumber air bersih, berkurangnya kesehatan lingkungan, pencemaran limbah, sistem drainase, masalah tenaga kerja tak sebanding dengan lapangan kerja,” tuturnya.

Baban Banjar pun mengamati di wilayah kerjanya banyak industri tekstil, tetapi untuk prioritas tenaga kerjanya asal tuan rumah masih kurang. “Jika tenaga kerjanya diprioritaskan tuan rumah, Rancaekek tak banyak pengangguran. Kami berharap ada prioritas untuk wilayah kita. Ini menjadi pekerjaan rumah ‘PR’ bagi para anggota dewan,” katanya. ***

Show More
Back to top button