OPINI: Masuk ke SMAN Masih Mahal?
Oleh: Agus Syani Yudha
Kendati sudah menerima bantuan dana dari pemerintah pusat sebesar Rp1.400.000 per siswa melalui Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMAN, kemudian di Jawa Barat ada bantuan gubernur berupa Bantuan Pendidikan Menengah Unvirsal (BPMU), namun masuk ke Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) dirasa masih mahal.
Tak hanya itu, sekolah juga dibolehkan memungut bantuan dari orang tua siswa, atau lazim disebut uang bangunan yang biasanya melalui rapat orang tua bersama komite sekolah, seperti halnya pada tahun 2018 DSP di berbagai sekolah di Kab. Bandung yang bervariasi , mulai Rp3 juta hingga Rp4 jutaan, serta uang sumbangan pembinaan pendidikan yang nilainya diatas Rp200.000 per bulan, namun tetap pendidikan SMAN diarasa sejumlah orang tua, mahal.
Meski demikian, minat orang tua siswa untuk menyekolahkan buah hatinya tetap tinggi. Hal itu terlihat ketika dibuka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA tahun ajaran 2019 menggunakan sistem zonasi, para orang tua siswa dibuat harap-harap cemas menunggu pengumuman dari Disdik Provinsi Jawa Barat.
Tak sedikit pula orang tua yang memprediksi bahwa beberapa kepala SMAN bisa saja menaikan uang DSP dan SPP setelah siswa masuk sekolah 2 atau 3 bulan.
Biasanya di waktu tersebut, sekolah mengadakan rapat orang tua siswa bersama komite. Tentunya untuk mambahas pengkondisian DSP dan SPP, seperti mengikuti harga sembilan bahan pokok (sembako), biaya sekolah terus naik.
Lantas, Kapan Ridwan Kamil selaku Gubernur Jawa Barat dan para wakil rakyat (DPRD) Provinsi Jawa Barat membuat terobosan wajib belajar 12 tahun. Patut kita tunggu.