Pastikan Kesesuaian Mutu dan Kualitas, DPU Bina Marga Gelar Pengujian Uji Konstruksi Penelitian Beton
SIDOARJO, eljabar.com – Mutu dan kualitas beton merupakan salah satu aspek penting dalam penyediaan infrastruktur jalan dan jembatan yang baik, aman dan nyaman bagi masyarakat.
Namun dalam prakteknya di lapangan, masih sering terjadi ketidaksesuaian antara mutu beton yang dipesan oleh pemerintah ke pihak eksternal (batching plant), dengan hasil akhir mutu beton yang terpasang di lapangan. Hal tersebut diketahui setelah setelah dilakukan pengujian core inti beton.
Fakta itulah yang mendasari Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Bina Marga Provinsi Jawa Timur melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Lab. Pengujian Konstruksi menggelar pengujian konstruksi penelitian beton yang diperlakukan sesuai pelaksanaan di lapangan.
Kegiatan yang diikuti oleh perwakilan sebelas UPT serta perwakilan empat bidang di lingkup DPU Bina Marga Jatim tersebut bertempat di UPT Laboratorium Pengujian Konstruksi DPU Bina Marga Jatim di Jalan Ngampelsari No. 100, Candi, Sidoarjo.
Dalam sambutannya, Plt. Sekretaris DPU Bina Marga Jatim, Mochamad Amirulloh mengatakan, kegiatan ini sebagai evaluasi pelaksanaan dan perbandingan hasil uji beton dengan pembuatan contoh uji di lab, juga hasil pengujian dari contoh uji dari lapangan.
“Tujuannya agar dapat diketahui dimana letak kelemahan serta kesalahan yang timbul,” ujar Amirulloh.
Sementara itu, Kepala Seksi Pelayanan dan Pengujian UPT Laboratorium Pengujian Konstruksi DPU Bina Marga Jatim, Nur Tamyis menambahkan, kegiatan pengujian ini didasari oleh adanya beberapa ketidaksesuaian mutu beton yang dipesan untuk digelar di lapangan dengan mutu kuat tekan hasil uji core inti beton hasil penggelaran di lapangan.
“Diperkirakan ada hal-hal yang perlu diperbaiki sehingga diperoleh hasil yang sesuai yang diinginkan,” kata Nur Tamyis.
Selain itu, lanjut Nur Tamyis, pengujian itu dilaksanakan dengan membagi penggelaran beton menjadi tujuh segmen.
“Tiap-tiap segmennya akan diperlakukan dan dipelihara dengan metode yang berbeda,” imbuhnya.
Pemeliharaan tersebut diantaranya dengan melapisi dasar beton dengan plastik, menutup adonan beton dengan genangan air, karung goni basah, penutup plastik, serta dengan tidak memberikan lapisan plastik pada tanah dasar (segmen 6,7), guna membiarkan air beton terserap tanah dan tanpa perlindungan.
“Ketujuh segmen beton itu akan dirawat selama dua puluh delapan hari. Setelah dua puluh delapan hari, dilanjutkan pengujian core inti beton yaitu uji kuat tekan sesuai metode pengambilan contoh uji SNI 03-3403-1994. Kemudian, hasil uji akan dievaluasi untuk dilaporkan Kepala UPT Laboratorium kepada Kepala Dinas PU Bina Marga Jatim,” jelasnya.
Dari kegiatan ini, imbuh Nur Tamyis, dirinya berharap hal-hal yang menjadi sebuah permasalahan di lapangan
dapat terjawab.
Salah satunya, beton dengan pemeliharaan metode yang memenuhi standar yang sesuai dari pemesan, sehingga tidak ada lagi keraguan antara beton yang dipesan dari pihak penyedia dengan yang digelar di lapangan. (bmnws/*wn)