Pembangunan Skala Prioritas Masih Terganjal Problem
BANDUNG, elJabar.com — Permasalahan pembangunan merupakan suatu kondisi yang masih perlu ditingkatkan atau dikembangkan, mengingat hasilnya yang belum optimal.
Tidak bisa dipungkiri, dalam penyelenggaraan pembangunan selama ini telah membuahkan hasil yang diharapkan. Tetapi untuk pembangunan kedepan masih terdapat persoalan dan tantangan dari berbagai aspek yang dihadapi.
Pada bagian atau tahap perumusan isu-isu strategis, hanya permasalahan-permasalahan pembangunan prioritas saja, yang menjadi agenda utama rencana pembangunan daerah untuk setiap lima tahun kedepan.
Hal ini bisa dimaklumi, mengingat banyaknya program pembangunan yang harus dilakukan oleh pemerintah, terkait aspirasi dari berbagai kepentingan masyarakat. Mulai dari masalah urusan kegiatan rutin, hingga urusan yang harus menjadi skala prioritas.
Dalam masalah lingkungan hidup menurut Anggota Komisi 4 DPRD Jawa Barat, H. Kasan Basari, permasalahan utama adalah masih tingginya pencemaran lingkungan, belum tercapainya fungsi kawasan lindung secara optimal, dan masih tingginya emisi gas rumah kaca.
“Juga masih ada konflik pemanfaatan ruang. Juga di wilayah lain, ada kerusakan ekosistem mangrove dan kawasan pesisir,” ungkap H. Kasan Basari, kepada elJabar.com.
Sedangkan dalam masalah Pekerjaan Umum, permasalahan utama ada pada aspek kebinamargaan. Belum optimalnya aksesibilitas dan kualitas jalan menuju sentra pertanian, wisata dan industri manufaktur, merupakan problem yang harus menjadi pembahasan.
“Termasuk belum terpenuhinya strandar lebar jalan pada sebagian besar jalan provinsi,” ujarnya.
Sementara itu, permasalahan utama terkait aspek sumber daya air dan irigasi, masih rendahnya penyediaan sumber air baku untuk air minum dan irigasi. Tingginya kerusakan jaringan irigasi serta menurunnya daya tampung sungai, juga masih menjadi problem utama saat ini.
Ini merupakan problem serius yang harus segera diatasi pihak pemerintah melalui dinas terkait, sehingga kebutuhan masyarakat dalam hal ini segera terpenuhi.
Pada aspek keciptakaryaan, rendahnya penyediaan dan distribusi pelayanan air minum, rendahnya cakupan pelayanan infrastruktur sanitasi permukiman, seperti limbah, sampah, drainase, masih jadi permasalahan.
“Termasuk terbatasnya penyediaan infrastruktur sampah regional,” katanya.
Sementara itu dalam bidang Penataan Ruang, permasalahan utama yakni belum memadainya pranata bidang penataan ruang, khususnya rencana rinci tata ruang masih jadi problem juga.
Begitu juga dengan rendahnya keterkaitan fungsional antar wilayah perkotaan dan pedesaan, serta menurunnya ketersedianya ruang untuk ketahanan pangan dan ruang terbuka hijau (RTH) public.
“Juga sinergitas koordinasi penataan ruang, belum terwujud. Baik yang bersifat fisik lingkungan, kebencanaan maupun ekonomi pada kawasan strategis provinsi, jadi problem utama juga,” pungkasnya. (muis)