Pemerataan Kesejahteraan, Melalui Pembangunan Regional
BANDUNG, elJabar.com — Pembangunan regional merupakan usaha untuk meningkatkan kualitas kehidupan maupun kualitas lingkungan, sektor dan jangkauannya sangat luas.
Dan pembangunan regional juga merupakan salah satu strategi pemerintah nasional, dalam proses pembangunan di daerah, supaya terjadi perkembangan kearah yang dikehendaki, yakni pemerataan kesejahteraan bagi masyarakat.
Wilayah yang luas, dalam melaksanakan pembangunan tentu diperlukan koordinasi serta komunikasi yang meyakinkan, agar asas adil dan merata benar-benar dapat dilaksanakan.
Ditinjau dari aspek kependudukan, sifat demografi Jawa Barat menunjukan pemerataan yang kurang seimbang. Perbedaan demografi secara regional, baik yang berkenaan dengan unsur fisik maupun unsur non-fisik, memberikan dasar yang berbeda dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di kawasan masing-masing.
Terkait dengan pembangunan regional, landasan-landasan geografi yang perlu diperhatikan sesuai dengan kondisi regional setempat, yaitu lokasi, kondisi demografi, prasarana dan sarana, potensi sumber daya, sosial budaya setempat. Bahkan kesuburan tanah, hidrologi dan topografi region masing-masing.
Apabila memperhatikan lokasinya, apakah perbatasan wilayah di daerah pegunungan, di daerah dataran rendah, daerah pedalaman, di pantai, daerah aliran sungai dan lain-lainnya, lokasi region tersebut memberikan landasan bagi pembangunan setempat.
Dari faktor lokasi saja menurut Anggota Komisi 4 DPRD Jawa Barat, Ir. Prasetyawati, sudah cukup banyak alternatif yang dapat diketengahkan. Landasan kependudukan yang wajib diperhatikan bagi pembangunan, juga berkenaan dengan kualitas kehidupannya, tingkat pendidikan, keadaan sosial budaya, dan lain-lain.
“Jika kesuburan tanah, dan keadaan hidrologi memadai, region tersebut mungkin bisa jadi alternative. Dapat menjadi pertimbangan untuk dibangun sebagai kawasan daerah baru, untuk pemukiman masyarakat, sebagai region baru,” terang Prasetaywati, kepada elJabar.com.
Untuk sebuah kawasan yang masih sangat baru sama sekali, menambah sumber daya manusia bagi ketenagakerjaan, tingkat pendidikan penduduk dan kebutuhan akan pendidikan, tentu akan memberi landasan dalam perencanaan, pengembangan dan pembangunan pendidikan region yang bersangkutan.
“Sehingga dari jumlah sebaran penduduk dan potensi wilayah, gambaran apa yang cocok untuk lapangan pekerjaan masyarakat disana kedepannya,” ujarnya.
Pada aspek potensi sumber daya yang ada di suatu kawasan region, terkait dengan kebutuhan pembangunan yang wajib diadakan, harus memperhatikan jenis sumber daya yang ada di kawasan tadi, sehingga nantinya mampu menopang pembangunan.
Prasarana dan sarana yang ada di suatu kawasan, berupa jalan, jembatan, jaringan telekomunikasi, kendaraan, pelabuhan, terminal dan lain sebagainya, memberikan landasan terhadap kelancaran dan pelaksanaan pembangunan setempat.
“Jika prasarana ini belum memadai, perencanaan dan pembangunan wajib diarahkan pada pembangunan di sektor ini,” sarannya.
Keadaan iklim, cuaca, khususnya berkenaan dengan curah hujan sebagai sumber daya air yang mempengaruhi hidrologi serta tinggi rendah temperatur, berpengaruh langsung terhadap sektor pertanian dalam arti luas.
Keadaan morfologi dan topografi wilayah dari satu region ke region lainnya yang tidak seragam, harus menjadi bahan perhatian juga. Sehingga hal ini memberi landasan terhadap perencanaan pengembangan dan pembangunan sektor pertanian.
Kemudian aspek prasarana dan sarana seperti jalan, jembatan, telekomunikasi dan kondisi medan, juga akan memberi pengaruh terhadap sektor lain di wilayah baru, seperti misalnya pariwisata.
“Karena morfologi dan topografi juga, secara alamiah memberikan berkah keindahan alam yang dapat dimanfaatkan,” pungkasnya. (muis)