ADHIKARYA PARLEMEN
BANDUNG, elJabar.com — Salah satu indikator kemajuan pendidikan dapat dilihat dari rata-rata lama sekolah. Dimana rata-rata lama pendidikan di Jawa Barat, baru mencapai 8,78 tahun. Dari data tersebut, setidaknya dapat disimpulkan kalau rata-rata lama sekolah di Jawa Barat masih dibawah 9 tahun.
Sementara itu apabila melihat kondisi faktual, memang masih ada Kecamatan di beberapa daerah kawasan Jabar yang blank spot sekolah SMK/SMA.
Sehingga dari kondisi tersebut menurut Anggota Komisi 5 DPRD Jawa Barat, Heri Ukasah, dapat gambaran akan pentingnya penguatan aksesibilitas untuk meningkatkan angka rata-rata lama sekolah.
Namun disisi lain, dalam upaya memajukan pendidikan di Jawa Barat tidak hanya target angka rata-rata lama sekolah saja. Namun juga lebih kepada kualitas mutu pendidikan, harus menjadi target yang lebih utama.
“Kemajuan pendidikan harus sinergi dengan perkembangan dan kebutuhan jaman. Pendidikan harus memberikan kontribusi pada pembangunan di sektor lain, sebagai penyumbang SDM yang unggul,” jelas Heri Ukasah, kepada elJabar.com.
Dalam upaya memberikan aksesibilitas pendidikan terhadap masyarakat, saat ini telah dibangun berbagai infrastruktur, baik yang didanai melalui APBD Provinsi Jabar maupun APBN.
Kondisi faktual saat ini, untuk di wilayah Sumedang, Majalengka dan Subang, sejumlah infrastruktur sudah, sedang dan akan dibangun.
Kita saat ini tentunya sudah melihat bahkan menikmati BIJB dan beberapa ruas jalan tol baru di Jabar. Bahkan pelabuhan baru yaitu Patimban di Kabupaten Subang.
“Menyikapi kondisi tersebut pengembangan sarana pendidikan harus merespon perkembangan itu,” kata Heri.
Melihat perkembangan tersebut, maka keberadaan SMK harus ada penambahan. Hal yang menjadi pertimbangannya berbagai infrastruktur yang dibangun akan berdampak pada pengembangan skill tertentu, tentunya penguatan skill tertentu itu didapat dari pendidikan di SMK.
Sebagai gambaran saja, pembangunan infrastruktur di wilayah Kabupaten Sumedang, Majalengka dan Subang akan memberikan peluang pada Pengembangan kawasan industri. Terbangunnya BIJB itu ada peluang ada pengembangan industri automotif, sehingga di kawasan itu perlu dibangun SMK automotif.
Demikian pula di pelabuhan Patimban, industri pengolahan ikan berpeluang untuk bisa bangkit sehingga SMK jurusan perikanan itu perlu disiapkan .
“Sehubungan dengan harapan itu, sekolah yang sudah ada tetap untuk dibina termasuk kurikulum strategis yang sudah dibuat,” tegasnya. “Bagi SMK yang saat ini sudah beroperasi pengembangan kurikulum seperti kewirausahaan digital harus terus dilanjutkan,” pungkasnya. (muis)