Kronik

Penyebab Utama Jabar Langganan Bencana

Oleh: N. Vera Khairunnisa

Di tengah kehidupan sebagian masyarakat yang merasakan berbagai kenyamanan dan ketenangan dalam hidup, namun di bagian wilayah lain, khususnya di Jawa Barat, ada yang senantiasa khawatir akan menghadapi bencana alam yang memang sudah kerap dihadapi setiap tahunnya.

Gubernur Jawa Barat (Jabar) mengatakan Provinsi Jabar menghadapi 1.000 hingga 2.000 kejadian bencana setiap tahun. Bencana yang terjadi di wilayah Jawa Barat kebanyakan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.

Masih menurutnya, sebagai provinsi yang paling banyak sungainya dan berada di iklim tropis, maka mayoritas kebencanaan di Jabar berhubungan dengan air. Banjir sering terjadi di wilayah Jawa Barat bagian tengah sampai utara yang relatif datar dan wilayah Jawa Barat bagian tengah ke selatan yang lebih curam sering menghadapi tanah longsor. (republika. co. id, 26/01/22)

Apa sebenarnya yang menjadi penyebab utama Jabar kerap ditimpa bencana alam? Apakah memang semata-mata karena letak geografis Jabar dan iklimnya yang tropis? Ataukah ada penyebab lain? Lantas, bagaimana kita bisa keluar dari berbagai bencana yang selalu mengancam setiap tahunnya?

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat mencatat angka bencana setiap tahunnya mengalami peningkatan dan didominasi karena kerusakan lingkungan.

Kepala Pelaksana BPBD Jawa Barat Dani Ramdan mengatakan penyebab bencana alam sebagian besar terjadi karena faktor kerusakan lingkungan. Utamanya, kata dia, perubahan fungsi hutan lindung menjadi hutan budidaya.

Selain faktor kerusakan alam, menurutnya kondisi lahan kritis yang terus meluas menjadi faktor terjadinya erosi, hingga penyerobotan lahan hijau di sepanjang aliran sungai menjadi bangunan permukiman. (antaranews. com, 10/12/22)

Mengapa terjadi kerusakan lingkungan? Mengapa ada perubahan fungsi hutan? Mengapa kondisi lahan kritis terus meluas dan mengapa lahan hijau di sepanjang aliran sungai menjadi bangunan permukiman?

Jika melihat beberapa faktor penyebab di atas, maka bencana yang terjadi bukan hanya karena letak geografis ataupun iklim. Namun, ada kesalahan dalam hal pengelolaan lingkungan.

Kerapkali, pengelolaan lingkungan tidak memperhatikan aspek penjagaan lingkungan, namun lebih condong pada aspek nilai keuntungan materi yang didapatkan. Akibatnya, terjadi kerusakan dimana-mana yang menyebabkan bencana berdatangan silih berganti.

Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Jawa Barat (Walhi Jabar) Meiki W Paendong menyatakan, ancaman bencana alam di Tatar Sunda atau Jabar ke depan semakin besar.

Hal tersebut terjadi seiring perubahan lanskap dan alih fungsi lahan yang dipicu proyek-proyek infrastruktur yang masuk dalam proyek strategis nasional. (pikiranrakyat. com, 09/12/22)

Inilah yang terjadi ketika sistem kapitalisme dijadikan sebagai pedoman dalam mengatur kehidupan.
Sistem ini membuka peluang bagi para pengusaha untuk mengelola lingkungan.

Konsekuensinya, pengelolaan lingkungan jadi sulit terkontrol. Para pengusaha akan menggunakan berbagai cara untuk meraih keuntungan, tanpa memperhatikan aspek lingkungan.

*Pengelolaan Lingkungan dalam Islam*

Islam sangat memperhatikan kelestarian lingkungan. Di antaranya yaitu dengan membuat konsep perencanaan tata ruang yang wajib memperhatikan kelestarian lingkungan. Ini merupakan bagian terpenting dalam pembangunan.

Allah Swt. berfirman, “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya…” (QS Al-A’raf: 56).

Maka, tidak boleh melakukan pembangunan dengan mengalih fungsikan lahan atau hutan yang menyebabkan alam tidak seimbang, atau terjadinya kerusakan lingkungan. Penggunaan lahan harus dilakukan sesuai dengan fungsinya.

Selain memperhatikan aspek kelestarian lingkungan, Islam pun memperhatikan aspek sosial. Hal ini memiliki makna bahwa berbagai pembangunan yang dilakukan pemerintah Islam harus bernilai ruhiyah. Bukan bernilai materi sebagaimana dalam sistem kapitalisme.

Maksudnya, bagaimana pembangunan yang dilakukan mampu menunjukkan ketinggian Islam, menguatkan keimanan masyarakat yang bermukim di dalamnya, dan menjadi magnet para pengunjung untuk mengetahui lebih jauh tentang peradaban Islam.

Selain itu, Islam juga sangat menekankan pentingnya individu untuk memperhatikan kebersihan lingkungan. Semisal tidak boleh membuang sampah sembarangan. Maka, penjagaan kelestarian lingkungan dilakukan dengan bersinergi antara individu, masyarakat, dan negara.

Jika ada pembangunan yang tidak memperhatikan kelestarian alam dan menyebabkan kerusakan, maka harus segera diperbaiki. Tidak boleh dibiarkan begitu saja. Bahkan, pelakunya bisa diberikan sanksi.

Hal ini dilakukan demi menjaga lingkungan dan mencegah terjadinya berbagai bencana. Dengan cara pandang dan pengaturan yang demikian, maka ancaman berbagai bencana akan bisa diminimalisir.

Sebagai contoh, aspek tata ruang yang ramah lingkungan ini dengan mudah dapat kita temukan dari peninggalan Kekhilafahan Islam di masa lalu. Kita dapat menyaksikan peninggalannya di Turki atau di Irak (Baghdad).

Pada masa Kekhilafahan Utsmani, pemerintah Islam telah membangun kota dengan konsep yang tidak hanya megah, namun juga memperhatikan aspek lingkungan.

Bangunan-bangunan megah dengan cita rasa seni yang tinggi ini dibarengi dengan pembangunan irigasi dan kanal-kanal yang memperhatikan aspek lingkungan dalam pembangunan.

Maka, tidak ada jalan lain untuk memperbaiki kondisi lingkungan yang rusak ini, selain dengan menjalankan aturan Islam. Cara pandang Islam terhadap lingkungan terbukti mampu menciptakan peradaban agung yang tiada duanya. Wallahua’lam

Show More
Back to top button