Nasional

PPK PKP Jatim Akan Tolak Pekerjaan Tidak Tepat Mutu, Kadis CKPKP Gresik Ungkap Perbaikan Spesifikasi

GRESIK, eljabar.com — Pekerjaan pada proyek Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Pesisir Timur Segmen Heritage di Kabupaten Gresik kuat diduga tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditetapkan.

Hal ini terungkap dalam forum rapat di Kantor Desa Gapurosukolilo yang dihadiri oleh Kepala Dinas Cipta Karya Perumahan dan Kawasan Permukiman (DCKPKP) Kabupaten Gresik Ida Lailatussa’diyah, Kades Gapurosukolilo Hasan Hasyim Al Habsyi, Kades Pulopancikan Affandi, perwakilan Satker PPP Wilayah I Provinsi Jawa Timur dan perwakilan dari kontraktor pelaksana PT. Widya Satria.

“Akibat pengawas proyek tidak tegas, akhirnya diprotes warga karena tidak sesuai dengan spesifikasi awal. Setelah saya cek di lapangan memang tidak sesuai spesifikasi dan akan segera dilaporkan ke yang melaksanakan dari Satker PPP Wilayah I Jatim,” tegas Ida.

Selanjutnya Ida mengatakan, proyek senilai Rp. 38,3 miliar milik Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah I Provinsi Jawa Timur tersebut segera rilakukan perbaikan sesuai kesepakatan.

Beberapa perwakilan warga yang hadir juga mengungkapkan beberapa item pekerjaan yang menyimpang tersebut.

“Pekerjaan paving, kemudian over clusting saluran drainase u-ditch banyak yang sudah patah. Mungkin karena terlalu tipis,” tandas Zakaria, warga Desa Gapurosukolilo.

Selain itu, kata Zakaria, elevasi trotoar yang leboh tinggi dari rumah warga dinilai tidak sesuai dengan sosialisasi yang disampaikan sebelum proyek itu dilaksanakan.

“Waktu sosialisasi katanya permukaan trotoar akan dibuat setara dengan rumah warga, tapi dalam pelaksanaannya tidak begitu,” kata Ali Husein, warga Desa Gapurosukolilo lainnya.

Sementara itu Kepala Desa Gapurosukolil, Hasan Hasyim Al Habsyi mengutarakan bahwa pertemuan yang digelar itu untuk merespon protes warga dari dua desa, yaitu Desa Gapurosukolilo dan Pulopancikan.

Warga, menurut Hasan, menilai pelaksanaan proyek itu tidak sesuai dengan RAB dan spesikasi teknis yang ditentukan.

“Sekarang proyeknya malah molor dari tenggat waktu,” imbuhnya.

Sedangkan Kades Pulopancikan Achmad Affandi mengaku telah sering mengikuti rapat terkait proyek tersebut. Tapi pihaknya menyayangkan karena proyek itu tetap saja molor penyelesaiannya.

“Rapat sudah dilakukan berulang kali, bahkan pernah dihadiri oleh Pak Sekda tapi tetap saja tidak selesai tepat waktu,” tandas Achmad.

Achmad menambahkan, rekomendasi dari hasil rapat tidak diindahkan oleh stakeholder pelaksanaan proyek, dan bahkan pekerjaan yang telah dinilai tidak sesuai dengan spektek tetap dilaksanakan.

Perwakilan dari pihak kontraktor pelaksan, Agus Pujianto berjanji akan menyampaikan seluruh hasil rapat di Kantor Desa Gapurosukolilo kepada pimpinan PT. Widya Satria.

Akan tetapi Agus tidak bisa memastikan kapan ia akan menyampaikan hasil rapat tersebut.

“Saat ini beliau masih sibuk namun hasil rapat ini pasti saya sampaikan,” janji Agus.

Disamping kualitas pekerjaan yang rendah mutu, molornya proyek, menurut Hamid, salah satu Pengurus Makam Maulana Malik Ibrahim. Musababnya, pada 8 Oktober 2022 mendatang akan ada haul besar Syekh Maulana Malik Ibrahim, sementara kondisi lapangan tidak mendukung.

“Haul besar ini akan dihadiri oleh Gubernur Jatim, Bupati Gresik, ada Menteri dan para pejabat lainnya. Acara ini pasti terganggu karena kondisi lapangan proyek yang belum rampung,” ujarnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, proyek miliaran rupiah itu seharusnya selesai pada bulan Agustus 2022 kemarin. Meskipun waktu penyelesaiannya diperpanjang sampai 15 Oktober 2022, sejumlah pihak tidak yakin defect list pekerjaan proyek tersebut dapat diperbaiki sesuai tenggat perpanjangan waktu yang ditentukan.

Dihubungi terpisah, PPK Pengembangan Kawasan Permukiman Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah I Provinsi Jawa Timur, Rekyan Puruhita Sari, tegas mengatakan akan menolak setiap pekerjaan yang tidak tepat mutu.

“Apabila tidak tepat mutu akan ditolak dan diganti sesuai mutu,” tegas Rekyan Puruhita Sari melalui pesan elektronik, Selasa (27/09/2022).

Selanjutnya Sari menjelaskan, pihaknya telah menginstruksikan kontraktor pelaksana, PT. Widya Satria, memperbaiki item pekerjaan yang tidak tepat mutu dan memberikan perpanjangan waktu selama 14 hari sampai Oktober 2022.

“Pekerjaan sudah tepat waktu dan pelaksana diberikan perpanjangan selama 14 hari untuk memperbaiki item agar sesuai mutu yang telah ditentukan,” bebernya.

Pihaknya juga memastikan pada saat perayaan Haul Syekh Maulana Malik Ibrahim sudah bisa show off (ditunjukkan) ke Pemkab Gresik.

“Minggu ini kami masih menunggu hasil dari rekayasa lalu lintas dari Pemkab Gresik sehingga perbaikan pekerjaan bisa dituntaskan dalam 14 hari,” pungkas Sari.

Sementara, dihubungi melalui aplikasi pesan, Kepala Dinas Perhubungan Gresik, Tarso mengungkapkan bahwa pihaknya telah menerima permohonan rekayasa lalu lintas dari stakeholder pelaksanaan kegiatan program KOTAKU di kawasan pesisir timur tersebut.

“Teknisnya di Bidang Lalu Lintas,” terangnya lewat keterangan tertulis, Selasa (27/09/2022).

Berdasarkan informasi yang dihimpun, kegiatan di kawasan wisata religi andalan Kabupaten Gresik itu dilaksanakan dengan kontrak pekerjaan No. 560/SPK/Cb.16.4.4/2021 tanggal 23 Desember 2021.

Sebelum diadendum, kegiatan tersebut telah dilaksanakan dalam waktu 240 hari kalender. Kegiatan ini juga akan menata kawasan tersebut dengan menonjolkan ornamen dan arsitektur khas sesuai nama-nama kampung di kawasan tersebut, yaitu Kampung Kolonial, Kampung Arab dan Kampung Pecinan. (*redaksi/iwn/and)

Show More
Back to top button