Resmikan Operasional Jembatan Bailey di Desa Kweden, Bupati Nganjuk Apresiasi Respon Cepat Pemprov Jatim
NGANJUK, eljabar.com – Bupati Nganjuk, Novi Rahman Hidayat mengapresiasi respon cepat Pemerintah Provinsi Jawa Timur, khususnya Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Bina Marga Jatim dalam menanggapi permintaan bantuan Jembatan Bailey, untuk menggantikan jembatan yang ambruk di Desa Kweden, Kecamatan Ngetos, Nganjuk.
Apresiasi itu disampaikan Mas Novi-sapaan akrabnya, karena hadirnya Jembatan Bailey tersebut akan menjadi salah satu akses transportasi utama, dari dan menuju Desa Kweden. Dirinya optimis jembatan ini akan membawa dampak positif bagi perekonomian warga di desa tersebut, dan juga wilayah sekitarnya.
“Atas nama warga Desa Kweden dan masyarakat Nganjuk, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Gubernur Khofifah atas bantuan jembatan ini. Tanpa respons cepat dari Pemprov Jatim, kami akan kesusahan. Sebab, warga kami bisa terisolasir, sehingga perekonomian terhambat,” kata Bupati Novi seusai meresmikan operasional Jembatan Bailey di Desa Kweden, Senin (12/4).
Mas Novi mengungkapkan, proses koordinasi internal, koordinasi ke Pemprov Jatim, pengiriman perakitan, pemasangan, hingga peresmian operasional Jembatan Bailey tersebut sangat cepat, yakni hanya sebulan. Dijelaskannya, jembatan di Desa Kweden roboh pada Jumat (12/3) lalu, kemudian Jembatan Bailey dikirim oleh Pemprov Jatim hari Kamis (25/3).
“Hari ini, Jembatan Bailey ini resmi beroperasi. Jadi, menurut saya ini adalah pembangunan tercepat untuk sebuah jembatan darurat,” pujinya.
Mas Novi berharap, kedepan Pemprov Jatim dapat terus bersinergi dan memberikan support bagi Pemkab Nganjuk, dalam menyelesaikan berbagai permasalahan, khususnya penyediaan infrastruktur yang menunjang perekonomian warganya. Disisi lain, Mas Novi juga berpesan pada warganya untuk belajar dari kasus ambruknya jembatan di Desa Kweden.
“Kejadian jembatan putus ini bukan hanya sekali dua kali terjadi, tapi sudah beberapa kali, seperti di Wilayah Gondang, hal ini karena intensitas hujan yang sangat tinggi. Karena itu, saya harap masyarakat untuk ikut bersama-sama melakukan reboisasi penanaman wilayah Nganjuk agar lebih hijau, sehingga mengurangi potensi terjadinya banjir dan longsor,” ujarnya.
Respon cepat dari DPU Bina Marga Jatim tersebut juga mendapat apresiasi dari Kepala Desa Kweden, Ihsanudin. Menurutnya, jembatan ini merupakan salah satu akses utama desa, dan juga sebagai penunjang yang vital bagi perekonomian desa. Dijelaskannya, robohnya jembatan utama di desa tersebut membuat warga harus memutar.
“Banyak warga mengeluh setelah jembatan roboh, sebab mereka harus memutar lebih jauh untuk menuju akses utama. Contohnya, dari sini kita harus melingkar ke Desa Ngetos kurang lebih sejauh 6 km, bila melingkar ke Desa Kebonagung kurang lebih sejauh 4 km.Tentu kami sangat berterima kasih karena pemerintah mengirimkan Jembatan Bailey ini,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Rehabilitasi Pemeliharaan Alat Berat DPU Bina Marga Jatim, R. Bayu Gangga Perdana, ST, MT menjelaskan, usai menerima surat dari Pemkab Nganjuk dan melakukan koordinasi internal. Jembatan Bailey tersebut dikirim dari DEPO dan tiba di lokasi pada Kamis (25/03/2021).
“Begitu datang di Desa Kweden, kami langsung gerak cepat melakukan perakitan dan pemasangan jembatan. Adapun Jembatan Bailey ini berjenis 2-1 dengan bentang 33 meter. Sesuai peruntukannya, jembatan ini akan digunakan sebagai jembatan darurat sebagai penunjang untuk pengganti jembatan yang akan dibangun selanjutnya,” jelasnya.
Ditambahkannya, perakitan jembatan tersebut membutuhkan waktu selama dua minggu. Bayu berharap, hadirnya Jembatan Bailey ini dapat digunakan untuk memperlancar jalur industri yang ada, serta memperlancar jalur ekonomi warga sekitar. Sehingga perekonomian disekitar sini dapat berjalan sesuai dengan kondisi sebelumnya. (*wn/bmnews)