Sayangkan Cacian Terhadap Jokowi, Komaruddien Mangunjaya Ingatkan Pepatah Bung Karno
JAKARTA, elJabar.com — Aktivis Pergerakan Relawan Jokowi, H. Komaruddien Mangunjaya menyampaikan pendapatnya paska Presiden Republik Indonesia ketujuh, Joko Widodo kini tak lagi menjabat.
Komaruddien menyayangkan jika selama ini masih saja banyak pihak yang mencaci Jokowi, seloah tidak mengingat bagaimana pencapaian luar biasa pria asal Solo itu selama menjabat 10 tahun.
“Meski sudah tak lagi jadi presiden, Jokowi dengan kesederhanaan dan kerendahan hatinya masih ingin terus mengabdi. Lalu, apa salahnya jika pak Jokowi terus mengabdi?” kata Komaruddien, saat wawancara ekslusif bersama media ini, Senin (7/4/2025).
Komaruddien mengaku paham isi lubuk hati Jokowi, yakni ingin terus berkontribusi besar bagi bangsa dan negara Indonesia.
“Stop saling caci, saling maki. Baginya (Jokowi; red) jabatan bisa selesai, tapi pengabdian tidak pernah usai. Hiruk pikuk yang saat ini terjadi dan tidak produktif harus segera dihentikan,” ujarnya.
“Ini bukan negara adu domba, negara yang saling hujat tanpa memikirkan lagi adat budaya yang diajarkan para pejuang sesuai falsafah Pancasila yang mereka lahirkan sebagai dasar negara berbangsa,” sambung Komaruddien.
“Ingat kata Ir. Sokarno; Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri,” tambah Komaruddien, mengutip pernyataan Presiden RI pertama, Ir. Soekarno.
Menurutnya, Bung Karno sudah mengingatkan sejak jauh hari, bahwa perjuangan yang paling sulit adalah melawan bangsa sendiri.
“Kekhawatiran Bung Karno sudah menjadi kenyataan di negeri kita. Justru seorang yang sudah mantan Presiden tidak hentinya dihujat, dicaci dengan penuh kebencian. Saat Jokowi menjabat juga tidak henti-hentinya cara-cara kebencian dilontarkan untuk nafsu politik yang tidak sesuai dengan titah perjuangan dan pancasila,” ujarnya.
Komaruddien mengupas, Jokowi yang lahir dari kampung, seorang yang tidak populer dengan predikat keturunan, bahkan konon Jokowi lahir di bantaran salah satu sungai di Solo, namun selama 10 tahun mengabdi setulus hati sehingga Indonesia banyak mengalami kemajuan.
“Mari kilas balik, Jokowi dipercaya memimpin Solo dua periode dengan kecintaan rakyatnya, tanpa halangan apapun. Kemudian Jokowi hijrah ke Jakarta dengan dorongan para tokoh dan gerakan relawan, Jokowi maju sebagai calon gubernur DKI hingga terpilih,” ulas Komaruddien.
Selanjutnya, tambah Komaruddien, gerakan aktivis relawan yang menginginkan perubahan mendorong Jokowi maju ikut kontestasi Pilpres 2014 dan akhirnya terpilih.
“Apa yang diragukan tentang prestasi Jokowi selama 10 tahun menjabat? Ia mulai membangun infrastruktur, jalan tol, bandara, terminal dan pelabuhan yang sangat berdampak terhadap perekonomian masyarakat,” jelasnya.
Lalu, masih kata Komaruddien, Jokowi berhasil membangun multiplier effect, yakni konsep ekonomi yang menjelaskan bagaimana perubahan dalam satu komponen pengeluaran dapat menghasilkan perubahan yang lebih besar dalam pendapatan nasional atau output ekonomi secara keseluruhan.
“Ditangan Jokowi, Indonesia sentris. Lalu bagaimana Jokowi ingin daerah tertinggal di timur untuk bisa sejajar dengan pulau Jawa? Ini sudah dilakukan Jokowi. Bagaimana pembangunan di NTT, Papua, yang bahakan harga bahan pokok di sana sudah hampir sama dengan di Jawa. Harga pertamax (BBM) di Papua yang dulu selangit, kini sejajar dengan daerah lain,” kupas Komaruddien.
Dirinya juga mengingatkan bagaimana kebijakan Jokowi yang tidak populer, semisal saham Freeport Indonesia yang diambil alih pemerintah hingga 50 persen.
Selanjutnya tambang nikel hilirisasi yang mengakibatkan Indonesia digugat di dunia perdagangan. Menurutnya, nyali seorang Jokowi belum pernah dilakukan pemimpin sebelumnya.
“Lantas apa yang dibenci tentang Jokowi? Sadarkah wahai anak bangsa, bahwa kebencian kalian itu sangat tidak ada apa-apanya, bahkan akan merugikan kalian sendiri. Bukan kah saat ini makin banyak masyarakat yang tidak simpatik dengan gerakkan asbun (asal bunyi; red) kalian,” ujarnya.
“Sebaliknya, kesimpatikan masyarakat tidak pernah berhenti, bahkan sampai Jokowi purna tugas masih banyak masyarakat datang silih berganti di jalan Kutai Utara, Kelurahan Sumber, Solo bak orang yang selalu merindukan kepemimpinan Jokowi,” Komaruddien menambahkan.
Ia berharap pada momentum lebaran ini caci maki, fitnah dan kebencian terhadap Jokowi dihentikan, karena itu hanya membuang energi.
“Sadarlah, sifat seperti itu sudah tidak laku lagi demi kepentingan kerakusan haus politik. Toh yang asbun ini juga pernah dipercaya untuk membantu Jokowi, akhirnya tidak dipercaya lagi,” katanya.
Apalagi sebagai anak bangsa yang beragama Muslim, imbuh Komaruddien, Al Quran jelas mengingatkan untuk tidak memfitnah, caci maki dan mengumbar kebencian.
“Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim,” terang Komaruddien, mengutip QS Alhujurat ayat 11.
Kemudian QS Alhujurat ayat 12 yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa.
“Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang,” tambah Komaruddien.
Ia juga berharap momentum lebaran ini bisa menyadarkan semua pihak untuk melihat kedepan bahwa sudah tidak elok lagi menggunakan cara hujat menghujat.
“Kita ini sudah jauh tertinggal dibanding negara tetangga kita. Perubahan yang dilakukan Jokowi 10 tahun terakhir sudah sangat luar biasa. Mari bersama bergandeng tangan untuk membangun negeri yang sudah hampir satu abad,” tandas Komaruddien. **