Pemerintahan

Sekda: Opat Masagi Kalima Pancer Jadi Solusi Antisipasi Bencana

Sumedang, eljabar. Com — Sekretaris Daerah Kabupaten Sumedang Herman Suryatman menyebut bahwa dalam kearifan lokal budaya sudah ada solusi untuk mengatasi terjadinya bencana dengan cara menjaga keseimbangan alam.

” _Leuweung Kaian, Gawir Awian, Lebak Sawahan, Legok Balongan, Darat Kebonan_  . Demikian peribahasa Sunda dalam upaya mengatasi bencana berbasis budaya yang disebut Opat Pasagi Kalima Pancer,” kata Sekda saat acara Penanaman 1000 Pohon, Minggu (9/7), di lokasi terjadinya longsor dua tahun lalu di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung.

Oleh karena itu, ia pun mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga keseimbangan antara semua unsur di alam sehingga terhindar dari segala bentuk bencana.

“Mari kita bangun keseimbangan antara diri kita dengan kita sendiri, diri kita dengan sesama manusia yang lain, diri kita dengan lingkungan, diri kita dengan pemerintah dan diri kita dengan Sang Pencipta. Saya kira bencana ke depan bisa diminimalisir atau dihindari,” ucapnya.

Sekda mengatakan, peristiwa bencana tanah longsor yang merenggut puluhan korban jiwa di tempat tersebut hendaknya menjadi pelajaran agar tidak terulang kembali.

“Kita doakan semoga almarhum -almarhumah diterima di sisi Allah. Kita berkomitmen saat ini ke depan  tidak boleh ada bencana lagi. Itu bisa terjadi, apabila kita bisa mengantisipasinya. Salah satunya dengan melakukan penghijauan,” ucapnya.

Menurutnya, kalaupun tetap terjadi bencana di luar jangkauan, tapi setidaknya telah mempersiapkan diri dan bisa tanggap bencana.

“Kita bisa mengatasinya dengan _sareundeuk, saigel, sabobot, sapihanean_ dengan berbasis budaya Sunda,” ujarnya.

Sekda menerangkan, Sumedang menurut peta kebencanaan merupakan salah satu kabupaten rawan bencana, baik itu longsor, banjir, bahkan kebakaran.

“Cara terbaiknya adalah mari kita cegah. Antisipasi agar tidak terjadi bencana dan salah satunya dengan penghijauan,” katanya.

Dalam skala mikro, lanjut Sekda, caranya dengan menanam tanaman di halaman atau untuk di kebun dan lainnya bisa ditanam tananam keras.

“Ini hanya pemicu saja. Yang paling penting warga harus memperhatikan kelestarian lingkungan. Silakan lingkungannya hijaukan masing-masing, di depan rumah maupun di halamannya ” katanya.

Bersama-sama dengan tamu undangan lainnya yang hadir, Sekda pun menanam bibit pohon, dimana ia mendapatkan bibit pohon Alpukat.

Show More
Back to top button