BANDUNG, eljabar.com — Pada peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1440 H, Pondok Pesantren Darul Ma’arif Desa Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung kali ini dilaksanakan berbeda, selain diisi dengan kegiatan do’a bersama dan taushiah, kegiatan juga diisi dengan Seminar Politik ala Santri, Kepala MA Darul Ma’arif-selaku penanggungjawab kegiatan-meminta kepada santri untuk berpolitik. Pasalnya, ada pandangan sebagian orang yang mengatakan politik itu kotor, Kamis (28/03/2019).
“Saya ingin sampaikan bahwa politik itu hal yang mulia, politik hal yang sangat baik. Rasul berpolitik, sahabat berpolitik, tabiin berpolitik, berpolitik, kiai kiai kita berpolitik,” ucap H. Yusuf Ali Tantowi Kepala MA Darul Ma’arif.
Jadi, lanjut Yusuf, santri jangan takut berpolitik karena memang pendahulu kita berpolitik. “Santri jangan hanya dijadikan objek politik, tapi harus menjadi pelaku atau subjek politik,” kata Yusuf.
Kegiatan seminar ini diikuti oleh 300 santri MA Darul Ma’arif, yang begitu antusias dan interaktif dalam acara tersebut.
Selain Yusuf, narasumber kegiatan tersebut juga melibatkan tokoh-tokoh politik di wilayah Jawa barat. Sebut saja Drs. H. Nu’man Abdul Hakim Mantan Wagub Jawa Barat 2003-2008, KH. Fathur Rahman Basyari Wakil katib Syuriah PWNU Jawa Barat, dan Aa Abdul Rozak, M.Ag. Ketua GP. Ansor Kota Bandung.
Lebih lanjut, Nu’man menegaskan, santri tidak boleh sembarangan menerima dan menyebarkan berita. Karena saat ini berit yang beredar, khususnya di media sosial, tidak semuanya benar. Banyak berita palsu dan bohong alias HOAX.
Di akhir kegiatan, para santri melakukan deklarasi yang isinya mendukung politik santun demi kemajuan bangsa dan negara, siap memerangi dan melawan hoax, serta berikrar setia terhadap Pancasila, UUD 1945, dan Bhineka Tunggal Ika. *red