Hukum

Sengketa Tanah Sentul City Dengan Warga, Yosep Bachtiar: Gubernur dan DPRD Jabar Harus Turun Tangan

BANDUNG, elJabar.com – Sengkarut kasus sengketa tanah antara PT Sentul City dengan ribuan warga Bojong Koneng Babakan Madang-Kabupaten Bogor, dinilai Ketua PW Dewan Tani Indonesia (DTI) Jawa Barat, Yosep Bachtiar, sebagai bentuk ketidakmampuan pemerintah dalam menyelesaikan persoalan pertanahan selama ini.

“Masalah pertanahan selalu menjadi persoalan klasik. Rakyat kecil, petani kecil yang selalu menjadi sasaran korban. Ini akibat keserakahan konglomerat dan ketidak pedulian pihak pemerintahan,” tandas Yosep  Bachtiar, kepada elJabar.com, Rabu (22/9).

Yosep Bachtiar yang juga aktivis eksponen’98 mendesak Gubernur Ridwan Kamil dan DPRD Jawa Barat, agar turun tangan membela hak rakyat kecil yang sudah puluhan tahun menggarap dan menempati lahan yang diklaim oleh pihak PT Sentul City Tbk.

Yosep juga mendesak Gubernur Ridwan Kamil, agar menjelaskan status dan  ijin peruntukan ribuan hektar  tanah yang diklaim PT Sentul City, di Babakan Madang-Kabupaten Bogor.

“Gubernur dan DPRD Jabar, harus turun tangan. Ini persoalan keadilan bagi rakyat kecil. Jangan hanya diam dan menghindar, apalagi berpihak kepada kapitalis yang tega menggusur rakyat. Jelaskan juga, ijin penggunaan tanah tersebut. Sesuai belum?” tegasnya.

Kasus pertanahan yang melibatkan antara pebisnis besar dengan petani kecil, bukan persoalan baru. Nasib rakyat kecil, selalu menjadi pihak yang tertindas dari sejak dulu. Namun sepertinya pemerintah selalu tutup mata.

Bogor itu penyangga ibukota Indonesia. Namun masih ada persoalan yang diderita oleh warga, padahal itu didepan mata istana.

Saat ini persoalan yang diderita warga Babakan Madang Kabupaten Bogor, menjadi perhatian sampai ke seluruh penjuru Indonesia. Sehingga tidak ketinggalan para aktivis Bandung lintas generasi, menyoroti juga persoalan tersebut.

Pertemuan yang dihadiri Zumhur Hidayat, Ferry Juliantoro, Radar Tribaskoro, Paskah Irianto, Andri Kantraprawira dan sejumlah aktivis lainnya, pada Minggu (19/9) yang lalu, selain membicarakan persoalan bangsa, juga membahas persoalan yang sedang menimpa warga Babakan Madang.

“Para aktivis lintas generasi, dari tahun 80-an sampai akhir tahun 2000-an, akan siap turun gunung, melawan ketidakadilan. Membela rakyat yang tertindas, termasuk kasus Babakan Madang,” pungkasnya. (muis)

Show More
Back to top button