Setelah 7 Tahun Dibangun, Bendungan Gongseng Mulai Digenangi

BOJONEGORO, eljabar.com — Bendungan Gongseng di Desa Papringan, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro mulai digenangi.
Bendungan dengan daya tampung sebesar 22,43 juta meter kubik tersebut mulai dibangun sejak tahun 2013 silam. Lamanya pengerjaan, menurut Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah, disebabkan oleh persoalan sosial yang berlarut-larut.
Keselamatan warga di sekitar lokasi bendungan, relokasi dan pengadaan lahan menjadi kendala sehingga proses pembangunan Bendungan Gongseng memakan waktu yang terbilang lama.
Anna berharap, untuk pengerjaan Karangnongko Barrage maupun Waduk Pejok, permasalahan serupa tidak lagi menjadi kendala.

“Saya harap kesadaran masyarakat Bojonegoro tumbuh, terutama manfaat dari infrastruktur sumber daya air bagi penyediaan air dan pengendalian banjir,” kata Anna dalam sambutannya saat peresmian impounding Bendungan Gongseng, Rabu (22/08/2021).
Kabupaten Bojonegoro menurut Anna merupakan lumbung pangan ketiga terbesar di Jawa Timur. Selisih produksi padi dengan Kabupaten Ngawi sebagai lumbung pangan terbesar, hanya sekitar 1.600 ton.
Baku sawah di Kabupaten Bojonegoro, diakui Anna lebih luas dibandingkan Kabupaten Ngawi, namun karena letaknya di hilir Bengawan Solo, maka Bojonegoro sering kesulitan air di musim kemarau. Sebaliknya, di musim penghujan sering mengalami banjir.
“Semoga perhatian pemerintah pusat untuk membangun infrastruktur sumber daya air melalui BBWS Bengawan Solo, Bojonegoro tidak hanya dapat menyimpan air tapi juga mengendalikan daya rusak air,” harap Anna.
Sementara itu, Kepala BBWS Bengawan Solo Agus Rudyanto mengungkapkan, impounding Bendungan Gongseng merupakan tahapan yang harus dilakukan sebelum bendungan tersebut dioperasionalkan.
Selain itu, impounding atau pengisian awal menjadi saat paling kritis setelah konstruksi bendungan selesai dibangun.
Ia mengingatkan agar pengisian awal Bendungan Gongseng yang akan dilaksanakan secara bertahap. Hal ini dimaksudkan agar perilaku bendungan dapat dipantau secara intensif.
Selama impounding yang akan memakan waktu 63 hari, air dari Sungai Soko tetap dialirkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di hilir bendungan.
“Kebutuhan air masyarakat di hilir bendungan tetap dijaga dan dipenuhi,” kata Agus.
Ia juga menjelaskan bahwa Bendungan Gongseng nantinya akan memenuhi irigasi seluas 6.191 hektare sawah.
Di samping itu bendungan setinggi 34 meter itu akan menyediakan kebutuhan air baku dengan kapasitas 300 liter per detik dan mereduksi banjir dengan skala debit 133 meter kubik per detik.
Dengan tampungan 22,43 juta per detik di area genangan seluas 390 hektare, Bendungan Gongseng juga akan memberikan manfaat lain, yaitu sebagai kawasan pariwisata dan konservasi sumber daya air.
Proyek pembangunan Bendungan Gongseng senilai Rp 574 miliar itu dikerjakan oleh PT Hutama Karya (Persero). Hingga memasuki akhir pekerjaan konstruksi, progresnya telah mencapai 94 persen.
Pelaksanaan impounding Bendungan Gongseng diselenggarakan dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19 secara ketat.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut General Manager PT Hutama Karya (Persero), Forkopimda Bojonegoro, Sekda Bojonegoro, Ketua DPRD Bojonegoro.
Para Kepala OPD Kabupaten Bojonegoro, Camat Temayang dan 4 Kepala Desa masing-masing Temayang, Papringan, Soko dan Kali Sumber, juga terlihat hadir dalam acara tersebut. (*wn)







