Sosialisasi Capaian Kinerja Sektor ESDM: Mewujudkan Sumedang Simpati

SUMEDANG, eljabar.com — Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan dan Badan Penelitian dan Pengembangan ESDM menyelenggarakan Sosialisasi Capaian Kinerja Sektor ESDM dengan tema “Mewujudkan Sumedang Simpati”, bertempat di Gedung Negara Kabupaten Sumedang, Kamis (04/04/2019).
Acara ini dibuka oleh Bupati Sumedang H. Dony Ahmad Munir dengan narasumber dari Dirjen Ketenagalistrikan Rida Mulyana dan Kepala Badan Litbang ESDM Dadang Kusdiana.
Hadir dalam kesempatan tersebut, unsur Forkopimda, para Pejabat struktural di lingkungan pemerintah Kabupaten Sumedang, Ketua TP. PKK Kabupaten Sumedang, Ketua Dharma Wanita Kabupaten Sumedang, Para Kepala OPD, Para Camat, Ketua DKS, Para tokoh Budaya, para kepala Desa Ketua BPD, Para Kepala Sekolah, Ormas, Karang Taruna, Mitra kerja Dinsos, para pelajar dan mahasiswa.
Pada kesempatan ini Kementerian ESDM juga menyerahkan bantuan berupa 1.000 buah Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) kepada masyarakat kurang mampu dan 150 penerangan umum tenaga surya (PJU-TS) untuk menerangi fasilitias umum Sumedang yang diberikan secara simbolis kepada 10 perwakilan warga Sumedang.
Kepala Badan Litbang ESDM, Dadan Kusdiana menyampaikan selama periode Kabinet Kerja 2014-2019, Kementerian ESDM telah mencapai beberapa keberhasilan, diantaranya, subsektor minyak dan gas bumi telah menyediakan energi hingga ke pelosok negeri dan membangun industri migas semakin efisien dan kompetitif. Hal ini dapat dilihat dari penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) solar dan premium, masing-masing sebanyak lima dan empat kali.
Penerapan BBM satu harga sejak 2017 dimaksudkan untuk mendistriusikan BBM hingga ke pelosok negeri, sehingga seluruh daerah di wilayah NKRI mendapatkan pasokan BBM dengan harga sesuai yang ditetapkan pemerintah, yaitu premium sebesar Rp. 6.450 per liter dan solar Rp 5.150 per liter. Hingga akhir Desember 2018, realisasi BBM satu harga telah diterapkan pada 131 titik dari 170 titik yang direncanakan.
Pembangunan jaringan gas kota (jargas) untuk rumah tangga dimaksudkan untuk mengurangi biaya rumah tangga sekitar Rp 90.000 per bulan per keluarga. Hingga akhir Desember 2018 telah mencapai 463.619 sambungan rumah (SR) tangga. Pada tahun 2019 direncanakan sebanyak 78.216 SR.
Di subsektor mineral dan batubara telah menyelesaikan penataan Izin Usaha Pertambangan (IUP) dari 10.643 menjadi 5.670 IUP dan kontrak pertambangan, serta tuntasnya perundingan dengan Freeport. Kementerian ESDM terus mengupayakan hilirisasi mineral yang ditandai dengan pengolahan dan pemurnian mineral melalui pembangunan smelter dan hingga Desember 2018 telah terbangun sebanyak 27 unit.
Dirjen Ketenagalistrikan, Rida Mulyana menyampaikan bahwa pemerintah melalui Kementerian ESDM berkomitmen untuk aliri listrik hingga pelosok negeri dengan tarif listrik terjangkau.
Upaya melistriki pelosok negeri dilakukan dengan tiga pendekatan, yaitu bagi masyarakat yang tinggal di wilayah atau desa yang dekat dengan instalasi tenaga listrik dengan cara perluasan jaringa listrik PLN dari desa berlistrik terdekat. Cara kedua, bagi masyarakat yang tinggal bersama dalam wilayah atau desa, tetapi jauh dari instalasi tenaga listrik yang ada, solusinya adalah dengan pembangunan Micro-grid off gri. Cara terakhir, untuk masyarakat yang tinggal terpencar pada suatu wilayah/desa dan jauh dari instalasi tenaga listrik, cara melistrikinya adalah dengan memberikan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE).
Upaya melistriki masyarakat tersebut membuahkan hasil positif, dimana rasio elektrifikasi (perbandingan rumah tangga berlistrik dengan total rumah tangga) dari tahun ke tahun terus meningkat. Hingga akhir tahun 2018, rasio elektrifikasi nasional mencapai 98,3%. Rasio elektrifikasi Provinsi Jawa Barat bahkan lebih tinggi dari angka nasional, yaitu 99, sedangkan Kabupaten Sumedang mencapai angka 99%.
Pemerintah bersama PT PLN (Persero) berkomitmen meningkatkan keandalan sistem kelistrikan di Kabupaten Sumedang, yang saat Ini disuplai dari GITET 500 kV Tasikmalaya dan PLTP Kamojang, PLTP Drajat dan PLTP Wayang Windu. Rencana pengembangan infrastruktur ketenagalistrikan ke depan akan dibangun PLTA Jatigede berkapasitas 2 x 55 MW dan direncanakan beroperasi komersial (COD) pada tahun 2020, serta PLTP Tampomas (45 MW) yang direncanakan beroperasi komersial tahun 2025.
Pemerintah juga berkomitmen menyediakan tarif listrik yang terjangkau bagi masyarakat. Hingga Tahun 2019 pemerintah berkomitmen tidak menaikkan tarif listrik. Bahkan tarif listrik golongan rumah tangga mampu 900 VA diberi diskon sebesar RP 52/kWh mulai 1 Maret 2019. Tarif listrik untuk rakyat kecil pelanggan 450 VA dan 900 VA masih diberi subsidi listrik sekitar 23 juta kepala keluarga. Apabila dibandingkan dengan tarif listrik di negara ASEAN lainnya, tarif listrik Indonesia juga masih kompetitif. Tarif listrik untuk rumah tangga Indonesia masih lebih murah dari Thailand, Singapura dan Filipina.
Sebagai upaya memberikan tarif listrik terjangkau kepada masyarakat, pemerintah tetap mengalokasikan subsidi listrik, terutama kepada pelanggan rumah tangga daya 450 VA. Untuk pelanggan rumah tangga daya 900 VA, subsidi diberikan kepada rumah tangga miskin dan tidak mampu dengan mengacu pada Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin (DTPPFM). Bagi masyarakat yang merasa berhak mendapatkan subsidi listrik, dapat melakukan pengaduan kepesertaan subsidi listrik melalui kelurahan yang diteruskan ke Posko Pengaduan melalui Website pengaduan: subsidi.djk.esdm.go.id.
Terkait dengan rencana gheothermal gunung Tampomas, ia meminta bantuan dari media untuk ikut menyebarkan informasi yang telah disampaikan. Menurutnya tidak semua kabupaten/kota mempunyai anugrah berupa potensi gunung tampomas untuk digunakan menjadi energi panas bumi.
Ia memastikan, bahwa pembangkit listrik tenaga panas bumi atau gheothermal dipastikan aman dan tidak merusak lingkungan. Pernyataan itu disampaikan saat dimintai tanggapan mengenai kekhawatiran warga Sumedang terhadap rencana eksploitasi geothermal Tampomas.
Ia mengatakan, ada banyak kelebihan yang dihasilkan oleh pemanfaatan energi panas bumi. Salah satu kelebihan yang paling diunggulkan adalah energi ini sangat ramah lingkungan. Energi panas bumi tidak hanya digunakan sebagai pembangkit listrik, tetapi juga dapat digunakan sebagai sarana yang lain, seperti untuk membantu pertumbuhan tanaman atau produk pertanian lainnya. Oleh karena itu, dirinya mengharapkan, kedepan pemanfaatan geothermal bisa dilaksanakan di kabupaten Sumedang sehingga suplai listrik tidak bergantung pada daerah lain.
Sementara itu, Bupati Sumedang H. Dony Ahmad Munir dalam sambutannya, mengapresiasi atas bantuan yang diberikan oleh Kementerian ESDM berupa PJU-TS dan seribu LTSE bagi masyarakat kabupaten Sumedang. Ia mengharapkan, program ini dapat berdampak signifikan pada kesejahteraan masyarakat Kabupaten Sumedang.
“Dengan dipasangnya LTSE di daerah yang belum teraliri listrik dan PJU-TS dapat menjadi solusi bagi jalan jalan yang belum terjangkau listrik PLN, sehingga diharapkan akan berdampak terhadap peningkatan perekonomian rakyat,” ujar bupati.
Lanjut dikatakan bupati, saat ini masih ada 5.054 rumah tangga miskin (RTM) yang belum teraliri listrik. Bupati menargetkan elektrifikasi di Kabupaten Sumedang bisa 100% tercapai dengan secepatnya melakukan pemasangan listrik bagi warga desa, mengingat masih ada beberapa lokasi yang on grid maupun offgrid.
“Saya bersyukur dengan adanya ada kolaborasi dan suport dari target pembangunan pemerintah kabupaten Sumedang tentunya akan segera tercapai. Kedepan Pemerintah Kabupaten Sumedang akan segera melakukan pendataan by name by adress atau berdasarkan nama dan alamat calon penerima manfaat untuk akuntabilitas data penerima. Mudah-mudahan kedepannya, bantuan ini bisa ditingkatkan lagi.
Diakhir sambutannya, bupati berpesan kepada kelompok penerima manfaat dan seluruh masyarakat Sumedang agar menjaga aset berupa LTSE dan PJU-TS yang sudah terpasang sehingga manfaat keberadaan LTSE dan PJU-TS di Kabupaten Sumedang dapat terus dinikmati masyarakat. (Abas)