Pendidikan

Syarif: Guru Berikan Pengaruh Besar Bagi Kehidupan Manusia di Muka Bumi

SUMEDANG, eljabar.com — Ratusan guru se-Kecamatan Jatinangor ikuti Upacara Peringatan Hari Guru Nasional ke-73 bersama jajaran Forum Kordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimpka) Jatinangor di halaman kantor Kecamatan Jatinangor, Senin (26/11/2018).

Camat Jatinangor, Syarif E. Badar mengatakan, memaknai peringatan hari guru berarti mengaitkannya dengan sejarah. berdasarkan referensi yang didapat, lahirnya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada 25 November 1945, setelah 100 hari proklamasi kemerdekaan Indonesia, merupakan cikal bakal organisasi PGRI. Yang mana, hingga hari ini organisasi PGRI diisi oleh para Guru bantu, guru desa, kepala sekolah, dan pemilik sekolah.

“Diperingatinya setiap tanggal ini sebagai Hari Guru Nasional adalah berdasarkan Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 78 Tahun 1994 sebagai bentuk penghormatan kepada guru,” ujarnya.

photostudio_1543204656988Menurut Syarif, Guru merupakan pahlawan tanpa tanda jasa. Kenapa dia disebut dengan pahlawan? tentunya, karena seorang guru sangat memberikan pengaruh bagi kehidupan manusia di muka bumi. Sosok seorang guru memang berbeda dengan pahlawan yang gugur di medan perang, pahlawan yang rela mengorbankan jiwa dan raganya, namun guru adalah orang yang mau membagikan ilmunya, menjadi sosok pengganti orang tua di sekolah, seseroang yang mampu merubah pola pikir sehingga, bisa merubah hidup kita menjadi lebih baik,” terangnya.

Ditempat yang sama, Danramil 1005 Jatinangor, Kapten Inf. Rudhi Prasetijo berpendapat, siapapun orangnya pasti sudah mengetahui siapa yang disebut dengan pahlawan tanpa tanda jasa. Karena itulah guru disebut dengan pahlawan tanpa tanda jasa, tidak seperti pahlawan yang gugur di medan perang yang diberi gelar pahlawan reformasi, pahlawan revolusi dan pahlawan nasional.

“Guru mungkin tidak berharap ucapan selamat dari kita, tidak berharap hadiah dari kita, kejutan indah dari kita tapi sudah semestinya kita memperlakukannya secara istimewa seperti orangtua kita, karena mereka adalah orangtua pengganti jika di sekolah. Tanpa mereka kita tidak bisa membaca, tanpa mereka kita tidak bisa menulis, tanpa mereka kita tidak bisa berhitung, tanpa mereka kita bisa menjadi seorang profesor, tidak bisa menjadi dokter, ataupun profesi yang saat ini kita miliki karena mereka adalah pahlawan kita, pahlawan tanpa tanda jasa, seorang yang memberikan jasa yang tidak bisa dibayar dengan apapun karena pengabdian mereka yang murni, tulus berbagi ilmu,” ucapnya.

Dikatakan, Rudhi, setiap orang tidak harus memberikan hadiah yang indah kepada mereka, ucapan selamat yang berlebihan, tetapi cukup menghormatinya, menghargainya dan menyanyanginya dan yang paling penting anggaplah dia sebagai orangtua kita sebagaimana beliau menganggap kita sebagai anak mereka sendiri.

“Semoga kita bisa mengambil maknanya dan mengaplikasikannya dalam kehidupan, dan semoga para guru yang ada di Indonesia selalu berjaya,” ujarnya.

Sementara, Kepala PGRI Jatinangor, Yayat Ruhiat mengatakan dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional ke 73, PGRI Jatinangor telah menggelar berbagai perlombaan khususnya dibidang olahraga yang diikuti setiap guru dari berbagai SD, SMP dan SMA se-Kec. Jatinangor. (Abas)

Show More
Back to top button