Regional

Terapkan Protokol Kesehatan, Pelaksanaan Shalat Idul Adha di Sumedang Berjalan Tertid dan Khidmat

SUMEDANG, eljabar.com — Dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, pelaksanaan Salat Idul Adha 1441 Hijriah di Masjid Agung Sumedang berjalan secara tertib dan khidmat, Jumat (31/07/2020).

Diawali dengan pemeriksaan suhu tubuh oleh satuan tugas dan pihak keamanan Masjid Agung Sumedang, setiap jemaah yang akan masuk ke masjid Agung Sumedang diwajibkan menggunakan masker dan mencuci tangan menggunakan fasilitas yang telah disediakan.

Kemudian jemaah diharuskan menjaga jarak antar jemaah yang lain sesuai anjuran protokol kesehatan yang baik.

Imam dan khutbah Salat Idul Adha di Masjid Agung dipimpin oleh K.H. M. Muhyiddin Abdul Qodir Al-Manafi, pengasuh Pondok Pesantren dan Majelis Taklim As-Syifa wal Mahmudiyyah.

Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir beserta keluarga turut hadir  melaksanakan Salat Idul Adha berjamaah di Masjid Agung Sumedang.

Selesai salat, Bupati Dony  menyerahkan secara simbolis hewan kurban kepada panitia penyembelihan hewan kurban dimana Masjid Agung Sumedang mendapat titipan hewan kurban sebanyak 7 ekor sapi dan 18 ekor domba.

Bupati mengungkapkan rasa syukurnya karena bisa melakanakan Salat Idul Adha  berjamaah di Masjid Agung Kabupaten Sumedang.

“Ini sebagai wujud syukur kita di tengah pandemi bisa menjalankan Salat Idul Adha,” tuturnya.

Dikatakan bupati, sebagai upaya pencegahan penyebarab Covid-19, maka tidak semua kecamatan bisa menjalankan Salat Id di mesjid atau lapangan, terutama di Zona Merah.

“Hampir 21 kecamatan yang Zona Hijau melaksanakan Salat Id di masjid maupun di lapangan. Kecamatan-kecamatan yang Zona Merah tidak kita anjurkan (salat di mesjid atau lapangan),” ucapnya.

Ia mengatakan, dengan adanya Pandemi Covid-19 diharapkan umat semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dan peduli kepada sesama.

“Mudah-mudahan bisa lebih menjaga hubungan sesama manusia, meningkatkan kepedulian, dan solidaritas dengan saling berbagi ketika Idul Adha ini,” ujarnya.

Ia menyampaikan, di tengah pandemi seperi ini makna Idul Adha yang bisa dirasakan adalah rela berkorban, termasuk berkorban untuk mengurangi kenyamanan diri untuk menjalankan keseharian demi kemashalatan bersama. Di samping saling berbagi kepada sesama.

“Misalnya rela berkorban untuk senantiasa melaksanakan anjuran pemerintah yaitu menjalankan protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak, dan menghidari kerumunan. Itulah makna kurban di era pandemi ini,” tukasnya.

Ia juga mengimbau kepada yang akan berkurban agar dalam melaksanakan penyembelihan hewan tetap menjaga protokol kesehatan.

“Pertama jangan terlalu banyak kerumunan, anak anak dan usia lanjut jangan ikut serta. Ketika menjalankan penyembelihan betul- betul disiplin ketat menjalankan protokol kesehatan. Panitia sudah mendata mendistribusikan daginya langsung ketiap rumah,” katanya.

Ia meminta agar golongan yang berusia rentan terhadap penyakit tidak menghadiri kegiatan penyembelihan.

“Tidak dihadiri anak-anak dan orang lanjut usia, serta yang mempunyai penyakit penyerta,” pintanya. (Abas)

Show More
Back to top button