Terkendala Dokumen PMI, Jenazah Siva Tertahan di Saudi Arabia
SUMEDANG, eljabar.com — Jenazah Siva Yolanda alias Entin (40) merupakan Tenaga Kerja Wanita (TKW) warga dusun Cisempur RT 02 RW 09 Desa Cisempur Kec. Jatinangor Kab. Sumedang yang telah meninggal dunia pada Agustus 2018 lalu di RS King Abdul Aziz Arab Saudi tidak bisa di pulangkan ke Indonesia, pasalnya terkendala dokumen Pekerja Migran Indonesia (PMI) milik korban tidak ada.
Demikian disampaikan Kanit Intel Polsek Jatinangor, IPDA Ucu Abdurrahman saat mengunjungi kediaman keluarga korban, Sabtu (24/11/2018).
“Dengan tidak adanya dokumen korban, menjadi hambatan di Saudi untuk pemulangan jenazah,” ucapnya.
Menurut IPDA Ucu, selain dengan pihak keluarga dirinyapun telah berkordinasi dengan Disnakertrans Sumedang berikut pihak terkait lain seperti BP3TKI dan Kemenlu RI. selain itu, dari informasi yang diterima jenazah korban masih di RS King Abdul Aziz dan belum dikebumikan.
“Pihak Disnakertrans pun memberikan saran kepada pihak keluarga agar menguburkan jenazah korban di Arab Saudi dengan difasilitasi Pemkab Sumedang melalui Kemenlu RI. setelah itu, dokumentasi pemakaman akan di sampaikan ke pihak keluarga,” terangnya.
Memang, imbuh IPDA Ucu, selama korban meninggal dunia empat bulan lalu, pihak Disnakertrans Sumedang tidak menerima laporan dari pihak keluarga.
“Intinya, hari ini kami telah berkomunikasi dengan pihak keluarga yang di ikuti oleh anak anak korban yakni, Yulianti Lestari (23) dan Dadan Gardana. akhirnya, keluarga membuat surat pernyataan bersedia jenazah korban dimakamkan di Arab Saudi,” ucapnya.
Dikatakan, dari keterangan lain, Entin meninggal di Rumah Sakit King Abdul Azis Arab Saudi diduga karena komplikasi penyakit.
“Entin pun meninggalkan lima orang anak kandungnya yakni, Yayan (28), Yulianti (23), Yudha (22), Risma (20) dan Gabhi (18),” ucapnya.
Sementara Yulianti, merupakan anak kedua korban mengatakan, ibu nya menjadi TKW di Arab Saudi sejak tahun 2005 lalu.
“Ibu sempat pulang pada tahun 2008 lalu dan kembali lagi ke Arab pada pertengahan 2010. Setelah itu tidak pernah pulang. empat bulan lalu, saya menerima telepon dari mamah, kalau beliau sedang dirawat di rumah sakit,” katanya.
Tak lama kemudian, terangnya, pihak keluarga mendapatkan telepon dari rekan korban, TKW asal Karawang yang memberitahukan bahwa korban telah meninggal dunia di rumah sakit.
“Saya dan keluarga menunggu kabar selanjutnya dari temannya mamah, nomor telepon temannya mamah dan nomor telepon mamah sudah tidak aktif,” pungkasnya. (Abas)