SUKABUMI, eljabar.com — Tommy Soeharto, Ketua Umum Partai Berkarya, berjanji membangun pesantren mandiri atau eko pesantren dengan program pendidikan berbasis internet.
“Kami sudah bekerjasama dengan pakar dari Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk mewujudkan rencana ini yang akan membantu santri dalam mengembangkan perekonomian pesantren,” kata putra bungsu almarhum Presiden Soeharto yang bernama asli Hutomo Mandala Putra, saat berkunjung ke Desa Pawenang, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Masih menurut Tommy Soeharto, santri tidak hanya sekadar pintar berdakwah tapi juga mampu mengembangkan perekonomian. Sehingga, kelak santri bisa hidup mandiri.
“Pesantren mandiri akan menjadi percontohan,” kata Tommy Soeharto di hadapan santri Ponpes Al-Qurthubiyyah, Desa Pawenang, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Menggunakan mobil bernomor polisi B 1253 PYA, Tommy Soeharto tiba di Desa Pawenang didampingi Letjen (Purn) Yayat Sudrajat, Wakil Ketua Umum DPP Partai Berkarya, Wasekjen Partai Berkarya Rita Irawati Priatna, dan puluhan anggota Laskar Berkarya.
Di Ponpes Al-Qhurthubiyyah, Tommy Soeharto disambut oleh KH. M. Mustofa.
“Semoga kedatangan Pak Tommy Soeharto membawa keberkahan dalam pengembangan pendidikan diniyah, tsanawiyah, aliyah, dan menciptakan generasi bangsa yang sholeh dan sholehah,” pungkas KH. M. Mustofa.
Dalam dialog dengan petani Desa Pawenang, Tommy Soeharto menyampaikan program Partai Berkarya yang akan mengembangkan ekonomi kerakyatan dengan kearifan lokal. Ekonomi rakyat, katanya, adalah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
“Kita akan bina petani mulai dari mendapatkan bibit unggul, teknik bercocok tanam yang baik dengan biaya murah, dan membantu pemasaran hasil produksinya, khusus untuk pemasaran, Partai Berkarya akan berusaha membantu agar petani tidak tergantung pada tengkulak,” Tegas Tommy Soeharto.
Tommy Soeharto tidak pernah bertani, tapi dia belajar serius dan membangun Saung Berkarya di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat. Saung Berkarya adalah miniatur pertanian terpadu, yang di dalamnya terdapat peternakan sapi, ayam petelur, dan domba, pertanian berbagai jenis sayuran skala ekonomi, dan rumah bibit.
Tidak ada listrik di Saung Berkarya, karena energi untuk penerangan, pemanasan penetasan telur dan memasak di dapur menggunakan biogas kotoran sapi. Tidak ada penggunaan pupuk kimia. Seluruh tanaman menggunakan pupuk kandang, yaitu kotoran sapi yang telah diambil gas-nya.
Untuk meningkatkan produktivitas, Saung Berkarya menggunakan pupuk bregadium teknologi nano. Pupuk cair paling ekonomis ini telah diuji coba di lahan percontohan di Banyumas. Hasilnya, produksi padi meningkat 30 persen lebih.
Mengenai target yang akan di capai Partai Berkarya di Jawa Barat, Tommy Soeharto mengatakan Jawa Barat adalah basis suara kami.
“Saya berharap seluruh warga menggunakan hak pilihnya, dan Partai Berkarya mendapat satu kursi dari setiap daerah pemilihan (dapil) di Jawa Barat,” tutup Tommy. **