Aksi Pilot dan Atlit di West Java Paragliding Word Championship 2019 Jadi Inspirasi Pelajar Sumedang
SUMEDANG, eljabar.com — Ratusan siswa SD dan SMP bersama warga Sumedang memadati tempat mendarat Kejuaran Dunia Paralayang Kelas Accuracy (Ketepatan Mendarat). Mereka menunggu 60 pilot paralayang yang telah melakukan take off di Venue Kampung Toga Desa Sukajaya Kecamatan Sumedang Selatan, Sabtu (26/10/2019).
Rasa senang dan puas terpancar dari wajah para penonton karena bisa menyaksikan secara langsung aksi dan atraksi pilot-pilot internasional di udara. Salah satu penonton yang hadir tersebut bernama Yayu (45) yang datang bersama murid-muridnya dari SDN Gudang Kopi 2.
Menurutnya, mereka terhibur dengan adanya even International West Java Paragliding Word Championship 2019.
“Sejak awal pembukaan paralayang kami sangat antusias untuk menyaksikan langsung jalannya pertandingan. Ingin foto foto bareng para peserta,” ungkapnya.
Ia berharap even tersebut dilaksanakan tiap tahun sebagai even rutin wisata olahraga Kabupaten Sumedang.
“Kami berharap menjadi even tahunan di Kabupaten Sumedang, biar semua orang tahu bahwa Sumedang merupakan Surganya Paralayang dan menjadikan nama Sumedang mendunia serta kunjungan wisata ke Sumedang ke depannya makin meningkat dan makin bagus,” ujarnya.
Sementara itu, warga lainnya yang turut menonton bernama Bela (19 tahun) saat ditemui menyampaikan harapannya agar even bertarap internasional tersebut bisa mengangkat potensi lokal, baik segi budaya, wisata dan kulinernya.
“Jarang-jarang di kota kecil ada kegiatan bertaraf internasional. Saya berharap dengan adanya kegiatan ini, budaya Sumedang makin diketahui khalayak banyak terutama orang dari luar Sumedang. Sumedang sangat indah dengan berbagai kebudayaannya, tidak kalah dengan kabupaten lain. Orang di luar Kabupaten Sumedang ‘wajib’ berkunjung ke Sumedang,” harapnya.
Sementara itu, para pedagang kaki lima yang berderet di sekitaran tempat mendarat (landing) merasa beruntung dengan adanya kegiatan tersebut, salah satunya pedagang makanan ringan dan minuman Ibu Nita (50).
Dikatakan di hari keempat pertandingan banyak kunjungan dari anak-anak sekolah dan warga masyarakat sehingga berdampak positif terhadap usaha dagangnya.
“Alhamdulilah omsetnya sangat bagus, terutama untuk minuman sangat laris manis. Apalagi ditambah cuaca yang sangat panas,” tuturnya.
Ia juga mengusulkan agar ada hiburan khas daerah di saat jeda pertandingan jadi penonton tidak jemu menunggu.
“Sambil menunggu kekosongan peserta paragliding landing, diadakan hiburan khas daerah. Jadi ada pengenalan seni budaya kepada para atlet luar dan penonton pun tidak jenuh karena turut terhibur,” ungkapnya. (Abas)