BANDUNG, elJabar.com – Insiden kebakaran TPA Sarimukti hingga saat ini belum dituntaskan secara maksimal. Kondisi faktual di beberapa ruas jalan terutama di area Kota Bandung, terpantau sampah-sampah masih menumpuk. Ini artinya sampah belum bisa diangkut ke TPA Sarimukti sebagai TPA untuk wilayah Bandung Raya.
Jika hal ini masih terjadi, darurat sampah di wilayah Bandung Raya akan terjadi dalam durasi waktu yang cukup lama. Untuk penanggulangannya, menurut Anggota Komisi 4 DPRD Jawa Barat, Ir. Prasetyawati, harus diselesaikan secara terintegrasi oleh Pemerintah dalam berbagai level pemerintahan. Mulai dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Jabar serta Pemkab/Pemkot di wilayah Bandung Raya.
Prasetyawati, dalam keterangannya mengatakan Bandung Raya saat ini menjadi salah satu kawasan Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Sehubungan dengan hal itu, agar kegiatan pembangunan tetap berjalan normal, segala kendala harus diselesaikan termasuk persoalan darurat sampah.
“Dengan demikian penanggulangan kebakaran TPA Sarimukti juga dibutuhkan bantuan dari Pemerintah Pusat,” jelas Prasetyawati, kepada elJabar.com, Selasa (29/8/2023).
Menurut Prasetyawati, berdasarkan informasi yang dihimpun ada catatan tentang penanggulangan kebakaran TPA Sarimukti, pertama ada keterlambatan penanggulangan oleh Pemprov Jabar dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat.
Kedua, open samping tanah urugan sudah tidak dilakukan, akibatnya gas metan mulai aktif.
Dan ketiga, biaya Ipal sebesar Rp. 11,5 miliar penggunaannya tak direalisasikan secara maksimal.
“Sehubungan dengan kondisi faktual tersebut penanganan kebakaran TPA Sarimukti harus dituntaskan lintas sektor. Mulai Basarnas, BPBD Provinsi maupun Kabupaten/Kota serta instansi teknis bidang Lingkungan Hidup,” tambah Prasetyawati.
Insiden kebakaran TPA Sarimukti, sambung Prasetyawati, juga harus disiapkan solusi lain yaitu upaya inovasi pengolahan sampah, tentunya ini tak hanya untuk Bandung raya saja, daerah lain juga harus menyiapkan langkah serupa. Apalagi di daerah dengan pusat pertumbuhan penduduk sangat besar.
“Oleh karenanya inovasi teknologi untuk Penanggulangan sampah di berbagai TPA harus segera diimplementasikan,” kata Prasetyawati.
Peran aktif masyarakat, dalam mengatasi persoalan sampah, menurut Prasetyawati, juga harus dihidupkan. Guna mewujudkan harapan itu, proses edukasi perlu dilakukan oleh pemerintah.
Sosialisasi yang harus dilakukan kepada masyarakat, diantaranya upaya memilah sampah dalam berbagai kategori. Jika hal ini bisa diimplementasikan, sumber sampah dari bahan organik bisa diolah oleh masyarakat menjadi kompos.
“Jika hal ini bisa diwujudkan, sampah yang dikelola oleh masyarakat bisa memberikan manfaat dari sisi ekonomi,” pungkasnya. (Muis)