Regional

DLHK Sumedang Gelar Pelatihan Pengelolaan Sampah Organik di Dusun Ciburial

SUMEDANG, eljabar.com — Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) menyelenggarakan Pelatihan Pengelolaan Sampah Organik dengan Model Biokonversi BSF di Dusun Ciburial Desa Licin Kecamatan Cimalaka, Sabtu (21/11/2020).

Bupati Sumedang Dr. H Dony Ahmad Munir, ST. MM bersama Wakil Bupati H. Erwan Setiawan, S.E hadir dalam pelatihan yang diikuti oleh berbagai elemen masyarakat tersebut, mulai dari para pegiat lingkungan, Karang Taruna, Bumdes dan pengurus TPS 3 R.

Adapun narasumber pelatihan terdiri dari Kepala DLHK Ir Yosep Suhayat, Prof. Dr. Ir Agus Pakpahan, MS, dan Dr Melta Rini.

Kepala Bidang PSP DLHK Tatang Muchidin, ST, MT selaku Ketua Panitia Pelaksana dalam laporannya mengatakan, Pelatihan Pengelolaan sampah Organik melalui model Biokonversi BSF didanai oleh APBD Perubahan sebesar Rp. 100 juta dan diikuti oleh 75 peserta dari berbagai elemen masyarakat yang peduli tentang pengelolaan sampah,” ucapnya.

Ia menerangkan, pelatihan akan dilaksanakan selama dua hari, Sabtu dan Minggu, 21-22 November 2020.

“Materi yang disampaikan berupa pembudidayaan Magot atau BSF (Black Soldier Fly). Salah satu lalat monster pemakan sampah organik. Praktiknya di tempat pembudidayaan BSF milik Pak Prof Agus Pakpahan,” terangnya.

Ketika membuka pelatihan Bupati Dony Ahmad Munir mengapresiasi pelatihan tersebut sebagai upaya mengolah sampah menjadi produk komersil.

“Cara seperti ini akan menggairahkan kembali warga Sumedang dalam pengelolaan sampah sejak dari rumahnya sehingga dapat bernilai ekonomis,” ucapnya.

Oleh karena itu, masyakarat harus bisa memilah dan memilih mana sampah yang organik dan yang anorganik.

“Sampah organik di rumah dikumpulkan akan diolah untuk mengembangbiakkan Magot, sejenis lalat hitam. Magot bisa menjadi pakan ternak dan akan sangat bermanfaat,” ujarnya

Diharapkan, seluruh peserta pelatihan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan bagaimana mengelola sampah organik dengan Biokonversi Magot tersebut.

“Sekarang pelatihannya ada Pakar di bidangnya juga ada yakni Prof Agus dan pakar lainnya. Saya harap nanti setelah mengikuti pelatihan, para peserta bisa mempraktikkan di tempatnya masing-masing,” tegasnya.

Ia menerangkan, pelatihan tersebut tentunya akan berdampak kepada peningkatan ekonomi warga jika sampahnya dikelola dengan baik serta dikonversiĀ  untuk menghasilkan nilai ekonomis.

“Hal seperti ini adalah salah satu ikhtiar dari Pemda dalam mengelola sampah dengan baik. Apalagi dalam kebijakan strategi daerahnya harus mengurangi sampah 25 persen,” terangnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Sumedang H Erwan Setiawan setelah memberi materi pelatihan mengatakan, pengolahan sampah menjadi produk ekonomi tersebut merupakan solusi terhadap lesunya kegiatan ekonomi masyarakat.

“Di tengah pandemi dan lesunya ekonomi ini ada solusi kepada masyarakat melalui program ini. Selain mengurangi sampah yang ada di Kabupaten Sumedang, juga bisa memanfaatkan sampah tersebut menjadi Magot,” ucapnya.

Ia mengungkapkan, budidaya Magot sangat menjanjikan karena kebutuhan pakan untuk peternakan dan perikanan cukup tinggi di Kabupaten Sumedang.

“Dengan adanya budidaya Magot ini, mudah-mudahan mengatasi masalah kekurangan pakan ternak dan ikan khususnya di Kabupaten Sumedang,” ungkapnya.

Wabup juga menanggapi tentang pengelolaan penanganan sampah di Kabupaten Sumedang yang menurutnya sudah mulai menunjukkan ke arah yang lebih baik.

“Alhamdulillah penanganan sudah mulai baik. Kita juga support terus. Setiap ada acara dari DLHK saya selalu turun ke lapangan. Program Kali Bersih atau Jumat bersih harus terus digalakan. Begitu juga peningkatan pemahaman arti penting menjaga lingkungan kepada masyarakat terus dilakukan secara masif,” pungkasnya. (Abas)

Show More
Back to top button