Bandung, elJabar.com – Jelang pengumuman calon gubernur dari Partai Gerindra untuk maju di Pilgub Jabar 2018 mendatang, semakin menghangat.
Munculnya wacana akan ditetapkannya nama Mayjen (Purn) TNI. Sudrajat, sebagai cagub dari Partai Gerindra pada Pilgub Jabar yang rencananya akan diumumkan hari ini, Sabtu (9/12), memunculkan tanggapan sengit dari sejumlah elemen kader Partai Gerindra itu sendiri.
Menanggapi wacana akan ditetapkannya Sudrajat yang muncul secara mendadak untuk menggeser nama H. Mulyadi, cagub yang didukung secara aklamasi pada Rapimda DPD Partai Gerindra Jabar pada 2016 lalu, Ketua Forum Sarjana Penggerak Desa (FK SPD) Partai Gerindra Jabar, Mohamad Isnaeni, cukup terkejut dan sangat tidak setuju.
Menurut Mohamad Isnaeni, Rapimda yang secara mutlak sudah menetapkan H. Mulyadi yang juga selaku Ketua DPD Partai Gerindra Jabar, itu menunjukan kekompakan dan kebulatan dukungan seluruh pengurus DPC dan DPD Jabar yang harus dihargai oleh siapapun para pengambil kebijakan di elit Partai Gerindra.
“Kekompakan dan kebulatan atas keputusan Rapimda, harus dihargai oleh pengambil kebijakan di tataran elit Partai Gerindra. Siapapun itu,” tandas Mohamad Isnaeni, kepada elJabar.com, Jum’at malam (8/12).
H. Mulyadi sebagai Ketua DPD Partai Gerindra Jabar, dinilai Mohamad Isnaeni, merupakan marwah Partai Gerindra di Jawa Barat. Sehingga layak menjadi Cagub dari Partai Gerindra untuk maju di Pilgub mendatang.
“Pak Mulyadi selaku Ketua DPD ini, merupakan marwahnya Partai Gerindra Jawa Barat. Beliau juga dapat dukungan bulat dari seluruh pengurus Gerindra se Jabar. Ini yang harus dipertimbangkan dan jangan sampai dicabik-cabik,” tegasnya.
Sejumlah nama yang muncul untuk bakal calon gubernur dari Partai Gerindra di Jawa Barat ini, menurut Mohamad Isnaeni, tidak ada yang istimewa dan tidak ada yang lebih mumpuni dari Mulyadi, apalagi masalah popularitas dan elektabilitas.
“Dari nama-nama yang ada, untuk mengatasi masalah Jabar, tidak ada yang istimewa dan mumpuni dari Pak Mulyadi. Sama saja. Apalagi popularitas dan elektabilitas,” pungkasnya. (Adi)