Hobi Mancing, Oknum Kepala Sekolah Ini Jarang Masuk Kerja

KAB. BANDUNG, eljabar.com — Sebuah peribahasa Sunda menyebutkan, “Cul Dog-dog Tinggal Igel”. Peribahasa ini memiliki arti “Ninggalkeun pagawean utama, kalahkah migawe pagawean anu heunteu penting dipigawe”. Artinya meninggalkan tugas utama, malah mengerjakan pekerjaan yang tidak penting.
Peribahasa tersebut rupanya pantas disematkan kepada oknum Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) di salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Dia bukannya memberikan contoh baik atau suri tauladan pada guru, siswa dan masyarakat, ini malah sebaliknya, memberi contoh tidak baik. Hal itu lantaran kepsek ini memiliki hobi baru, yakni memancing. Akibat kegemarannya memancing ikan, bahkan sang kepsek diduga jarang masuk kerja.
Sumber terpercaya eljabar.com mengatakan, kelakuan oknum kepsek tersebut patut disayangkan. Dimana akibat hobi berlebih, dia meninggalkan pekerjaan penting.
“Disayangkan memang, karena hobi memancing, kepsek ini melupakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Saya kira dia wajib diberi sanksi lantaran sering mangkir kerja. Artinya dia korupsi waktu,” ujar sumber, Senin (5/3/2018).
Disebutkan, setiap bulannya oknum kepsek ini dibayar oleh negara, tiap bulan makan gaji dan uang sertifikasi yang diambil di bank.
“Itu kan dana dari pemerintah yang harus dipertanggungjawabkan sesuai tupoksi sebagai kepala sdn. Oleh karena itu, saya berharap oknum kepala SDN ini tidak dibiarkan dan segera diberi sanksi tegas,” ujarnya.
Sedangkan salah seorang teman dekat oknum kepsek tersebut berpendapat, mancing boleh saja dan tidak dilarang selama dilakukan pada hari libur. “Tentunya jangan melupakan tupoksi dia sebagai kepala SDN. Karena pastunya banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, diantaranya edukator, manager, administrator, supervisor, pemimpin, inovator dan motivator,” tuturnya.
Dengan demikian, imbuhnya, bagaimana sekolah bisa mau maju dan berprestasi kalau dipimpin oleh oknum kepala sekolah yang hanya memikirkan alat pancing dan umpan saja.
Sementara itu, di tempat berbeda ada oknum guru kelas berinisial M yang juga diduga jarang mengerjakan kewajibanya, yaitumelaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas. M disinyalir sibuk dengan usaha perkayuan. (A56)