Regional

Imbas Longsor di Bojongkondang, 2 Kantor Pengembang Perumahan Disegel Warga

SUMEDANG, eljabar.com — Imbas longsor yang terjadi di Bojongkondang, warga di dua desa mendatangi dua pengembang perumahan. Pertama Warga Perumahan Satria Bumintara Gemilang (SBG) tepatnya di Blok A Jalan Walet dibawah sumber air artesis menyegel kantor pemasaran perumahan SBG di Jalan Raya Parakanmundang di depan Gerbang SBG.

Mereka menuntut kepastian kapan perbaikan tembok panahan tebing di bawah tengki sumur artesis diperbaiki.

Sebab, jika hujan tiba, air menggerus tanah sehingga rawan longsor susulan. Lokasi itu pun menjadi bagian dari bencana longsor Cimanggung karena waktunya bersamaan pada Sabtu 9 Januari 2021 lalu.

“Kami warga Walet RT 03 RW 13 perumahan SBG Parakanmuncang, ingin kepastian dan kepedulian SBG terhadap warga yang terdampak longsor di Sumur Satu pada Sabtu, 9 Januari 2021 yang hingga sekarang terkesan diabaikan,” ujar Ahmad warga sekitar.

Pasca kejadian longsor, kata Ahmad, pihak pengembang selalu memberikan angin palsu. Sebab hingga sekarang tidak ada realisasinya terlebih pimpinan SBG belum pernah datang melihat longsor maupun warga yang mengungsi di tenda.

Karena kesal permintaan warga tidak pernah diindahkan, warga berinisiatif menutup bekas urugan longsor dengan terpal. Meski terkesan sementara, namun terpal bisa menahan air agar tidak menggerus tanah bekas longsoran.

“Jika hujan besar ditakutkan longsor susulan lebih besar terjadi dan makan korban warga Walet serta warga RW 9 Dusun Cicabe Legok,” katanya.

Arnold Ketua Panitia Sementara penanggulangan longsor RT 01 RW 13 dan Tomi Ketua RT 01 mengatakan, maksud warga menyegel kantor pemasaran menuntut agar segera ada perbaikan bekas longsoran. Warga pun akan membuka segel bila permintaan warga sudah dipenuhi.

Sementara itu Perumahan SBG yang diwakili Nanang selaku teknis Perum SBG mengatakan, pada 9 Januari 2021 terjadi longsor di RW 9 perbatasan dengan RW 13 Perum SBG dan Bojongkondang RW 10.

Pada Minggu (24/01/2021) pihaknya datang ke desa atas saran dari pimpinan PT SBG. Namun, pihak SBG menyarankan agar menangani masalah sosial dulu, jangan ke teknis.

“Saya menyerahkan bantuan ke desa dan ke posko pula. di RW 9 sudah memberdayakan warga melancarkan air dulu. Saya sendiri dipanggil ke Polres Sumedang, bukan saya tidak mau sowan kepada warga RT 01,” ucapnya.

Dia pun kemudian memanggil Ketua RW 12, 13, 14, 15 berserta forum RW 13. Disepakati kami akan mengirim batu dan material lain untuk perbaikan.

Tak hanya di Perum SBG, warga Dusun Cipareuag Desa Sukadana pun mendatangi kantor pemasaran perumahan Griya Sampurna yang lokasinya berdekatan dengan lokasi longsor Bojongkondang. Warga menuntut perumahan yang berdiri diatas bukit itu segera membangun drainase karena air jatuh ke pemukiman.

Yuyun, Ketua RW 07 Dusun Cipareuag, Desa Sukadana mengatakan, aksi warga ini merupakan rasa khawatir terjadi benca longsor dan banjir bandang.

Rasa khawatir ini menyusul adanya retakan tanah, karena jarak tebing perumahan ini hingga ke pemukiman sekitar 40 meter.

“Warga kini selalu waswas bila hujan datang. Kami khawatir terjadi banjir bandang dan longsor,” kata Yuyun di lokasi.

Ia menyebutkan, tebing setinggi 50 meter di perumahan Griya Sampurna dinilai membahayakan warga di Dusun Cipareuag. Terlebih, kata dia, acapkali terjadi hujan deras, pemukiman warga kerap diterjang lumpur

“Iya, jika hujan deras, setiap gang tertutup lumpur, dan hari ini kami berkoordinasi dengan warga perumahan Griya Sampurna untuk menemui pihakn pengembang,” katanya.

Yuyun menambahkan, ketika hujan tiba, seluruh air jatuh ke depan SDN Cipareuag yang kini menjadi tempat pengungsian. Warga pun meminta pihak pengembang Griya Sampurna membenahi drenase, penghijauan tebing, pembuatan TPT di daerah rawan longsor, warga perum menuntut pasum dan penyeplitan tanah warga, dan penghentian pembangunan karena warga hawatir longsor. (Abas)

Show More
Back to top button