Menteri Teten Masduki Siapkan “Rencana Besar” untuk UMKM di Sumedang

Jakarta,eljabar.com — Menteri Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) Republik Indonesia Teten Masduki telah menyiapkan ‘rencana besar’ untuk UMKM Sumedang, khususnya bagi pengrajin tahu dan tempe di Sumedang.
Hal itu terungkap saat dirinya membuka Gelar Produk UMKM Sumedang yang bertema ‘Festival Kopi dan Tahu Sumedang’ di Thamrin 10 Food and Creative Park, Jakarta Pusat, Jumat Sore (10/12).
“Kami dengan Pemerintah Kabupaten Sumedang sedang menginisiasi piloting penanaman 100 hektare varietas Kacang Koro Pedang untuk mensubtitusi kedelai sebagai bahan tempe,” terangnya.
Alasan pemerintah mengembangkan Kacang Koro Pedang di beberapa daerah, termasuk di Sumedang, sebagai pengganti kedelai adalah masih tingginya ketergantungan impor kedelai sebagai bahan baku tahu dan tempe.
“Kalau berhasil (di Sumedang), akan diperluas di daerah-daerah lain. Kalau dioptimumkan ini di berbagai daerah dengan harga di bawah kedelai sehingga dibuat tempe yang lebih murah. Saya kira masyarakat akan menerima,” ucapnya.
Menurutnya, Kacang Koro Pedang sudah diuji coba sebagai bahan dasar tempe dan hasilnya tidak jauh berbeda dengan yang dari berbahan kedelai.
“Rasanya enak, harganya murah dan gizinya sama tinggi dengan kedelai. Kita optimistis untuk tempe bisa disubstitusi oleh Kacang Koro Pedang ini,” tuturnya.
Menteri Teten juga mengapresiasi positif atas inisiatif digelarnya Festival Kopi dan Tahu Sumedang sebagai upaya mendekati pasar di Jakarta untuk menaikkan omset UMKM.
“Sumedang memperkenalkan produk-produk UMKM unggulan daerahnya ke masyarakat lebih besar yakni market nasional. Jadi ini meskinya ditiru oleh daerah lain,” ucap Teten.
Rencana besar Menteri pun disambut baik Bupati Dony Ahmad Munir yang menurutnya sangat sesuai dengan kebutuhan pelaku UMKM, khususnya pengrajin tahu dan tempe.
“Ada 284 pengrajin tahu yang aktif dengan kebutuhan kacang kedelai mencapai 9.000 ton pertahun atau 25 ton perhari. Sementara ketersediaan kedelai lokal hanya 600 ton pertahun, sisanya menggunakan kedelai impor,” ujarnya.
Oleh karena itu, dijadikannya Sumedang sebagai pilot project Kacang Koro Pedang pengganti kedelai merupakan peluang investasi agribisnis yang luar biasa.
“Di Sumedang ada 3.000 ha tanah Eks HGU dan ada puluhan ribu tanah Kas Desa yang bisa dimanfaatkan untuk agribisnis, termasuk pengembangan Kacang Koro Pedang ini,” tuturnya.
Festival dibuka Menteri Teten secara simbolis dengan memukul gendang tiga kali.
Sebelumnya kedatangan Menteri Teten Masduki disambut dengan sajian apik kolaborasi seni antara Seni Sunda dari Lingkung Seni Simpay Paranatas pimpinan Dedi Hernawan dan Disparbudpora Kabupaten Sumedang bersama grup band Les Ronchons pimpinan Gabriel Laufer, seniman perkusi asal Perancis.
Festival terselenggara atas kerja sama Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang melalui Dinas Koperasi UKM Perdagangan dan Perindustrian dengan Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta, dalam hal ini Perumda Pasar Jaya.
Kegiatan berlangsung selama tiga hari, 10 – 12 Desember 2021 dan diisi dengan pameran kopi, Batik Kasumedangan, makanan olahan, kerajinan, ukiran, seminar dan city tour.(abas)







