Uncategorized

OPINI: Pendidikan di SMA Negeri (Tetap) Mahal?

Oleh: Agus Syani Yudha

Jika menohok besaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diterima Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri, yakni Rp.1,4 juta per siswa tiap tahunnya, ditambah dana Bantuan Pendidkan Menengah Universal (BPMU) Rp.700 ribu pertahun, maka total siswa berhak menerima dana sebesar Rp.21 juta per tahun.

Menurut penulis, mestinya dana tersebut cukup untuk biaya pendidikan skala SMA. Namun kenyatannya tidak. Hal ini boleh jadi lantaran ditenggarai adanya sekolah yang diduga bekerja sama dengan komite sekolah memungut dana dari orang tua siswa melalaui rapat sekaligus menyampaikan program.

Setidaknya hak itu terjadi di SMAN wilayah 8. Penulis melihat langsung, bagaimana para orang tua secara ramai-ramai menyepakati adanya Dana Sumbang Pendidikan (DSP) atau juga dikenal uang bangunan. Nilainya cukup fantastis, yaitu masing-masing siswa wajib setor sebesar Rp.4 juta dan uang Sumbangn Pembinaan Pendidikan (SPP) Rp.250.000 per bulan, ditambah harus beli baju seragam dan atribut sekolah yang nilainya bisa mencapai jutaan rupiah dibeli dari koperasi sekolah.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendidikan di SMAN masih (tetap) mahal.

Berdasarkan hasil bincang-bincang penulis dengan beberapa orang tua siswa, mereka menjelaskan, bantuan per siswa sebesar Rp.1,4 juta per tahun ditambah BPMU Rp.700 ribu per tahun sebenarnya cukup untuk biaya pendidikan jenjang SMA.

Namun, kata mereka, pada kenyataanya sekolah masih juga meminta dana melalui rapat dengan orang tua siswa yang ujung-ujungnya minta dukungan dana.

Seperti di salah satu SMAN wilayah 8, hasil rapat pun terkesan dipaksakan, bahwa orang tua siswa diharuskan bayar SPP sebesar Rp.250.000 perbulan dan DSP Rp.4 juta per siswa.

Hal senada juga diungkapkan orang tua di SMAN lain. Di tempat anaknya menimba ilmu, DSP dipatok Rp.3 juta lebih dan uang SPP Rp.250.000 per bulan.

Bagi mereka para orang tua siswa berpenghasilan pas-pasan, jangan harap bisa menyekolahkan ke SMA/K jika pola pembiayaan pendidikan seperti itu.

Show More
Back to top button