Nasional

Pembangunan Fisik P3-TGAI di Wilayah Hilir Bengawan Solo Belum Jalan

GRESIK, eljabar.com – Progres pekerjaan fisik Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) tahun anggaran 2023 di beberapa daerah yang berada pada wilayah hilir sungai Bengawan Solo, tak menunjukkan perkembangan signifikan.

Seluruh Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) dari 70 titik lokasi pekerjaan infrastruktur pengairan dan tersebar di 4 kabupaten Provinsi Jatim, sampai triwulan dua tahun anggaran berjalan tidak juga terbangun.

Capaian realisasi pelaksanaan dari program P3-TGAI sampai dengan bulan April saat ini, belum terbaca dengan jelas pantauan mata masyarakat kabupaten Gresik, Lamongan, Tuban dan Bojonegoro, Jawa Timur.

Konsultan Manajemen Balai (KMB) Wilayah Hilir Bengawan Solo, Gatot Yulian Kristanto tidak menampik keterlambatan yang dialami pelaksanaan fisik pekerjaan.

Walau demikian Gatot tetap optimis program P3-TGAI 2023 tersebut bisa tuntas seluruhnya sesuai jadwal yang telah ditentukan.

“Kontrak kita selama 4 bulan terhitung mulai sejak April hingga Juli. Selama rentang waktu yang tersedia kita pergunakan mulai persiapan berkas administrasi hingga pelaksanaan fisik,” ungkap Gatot, Rabu (26/4/2023.

Lebih lanjut Gatot menambahkan, jadwal waktu untuk tahap pekerjaan fisik selama 90 hari kalender, mulai sejak April sampai bulan Juni 2023.

“Juli tinggal merampungkan yang bersifat administrasi,” tuturnya.

Keterlambatan pekerjaan fisik tersebut dipicu oleh berkas administrasi penerima bantuan program P3-TGAI yang belum lengkap. Setali tiga uang, Keputusan Menteri (Kepmen) PUPR terkait program ini masih belum keluar.

“Ditambah lagi dengan banyaknya hari libur di bulan April yang juga menyebabkan keterlambatan,” katanya.

“Saat ini masih menunggu perjanjian kerjasama (PKS red) dengan lembaga penerima program. Setelah itu kita masuk ke pekerjaan fisik. Target kita memasuki awal Bulan Mei pekerjaan fisik sudah berjalan dan selesai di Bulan Juni,” tambahnya.

Selain itu pihaknya menekankan program tersebut dijalankan sesuai petunjuk pelaksanaan (Juklak) dan petunjuk teknis (Juknis). Terutama dilakukan secara swakelola, memanfaatkan sumber daya masyarakat setempat, tepat guna dan sasaran.

“Dilaksanakan lembaga penerima, tidak boleh diborongkan ke pihak ketiga. Sasaran kita bisa mensuplai air ke lahan pertanian khususnya tanaman padi. Untuk peningkatan produksi pangan,” tandas Gatot.

Selain itu penerima program P3-TGAI adalah para lembaga pengelolaan irigasi di desa, bukan pemerintahan desa.

“Andil para kepala desa ikut membantu menyelesaikan program ini. Tepatnya, membimbing dan mengarahkan dari awal sampai akhir program. Nanti toh infrastruktur yang terbangun akan menjadi aset desa,” imbau Gatot.

BBWS Bengawan Solo mendapatkan program P3-TGAI sebanyak 859 titik pada tahun ini. Terbagi di wilayah tengah (Madiun) 478 titik, wilayah hulu 311 titik, serta wilayah hilir 70 titik. Sedangkan lokasi di wilayah Kabupaten Gresik tersebar di 19 titik.

“Tahun ini jatah program P3-TGAI di wilayah hilir mengalami penurunan jika dibanding tahun 2022 yang memperoleh 83 titik,” pungkas Gatot. (*wn)

Show More
Back to top button