Setelah Berbayar, Kualitas Pelayanan Koridor II Trans Jatim Penuh ‘Gincu’

MOJOKERTO, Surabaya — Meskipun telah berbayar, sejumlah penumpang mengeluhkan kualitas pelayanan Trans Jatim Koridor II Terminal Kertajaya, Kota Mojokerto – Terminal Purabaya, Kabupaten Sidoarjo.
Dengan berbekal tiket seharga Rp 5 ribu, eljabar.com memasuki kabin bis berukuran tiga per empat tersebut. Tepat pukul 14.30 WIB, 9 orang penumpang mulai melaju meninggalkan Terminal Kertajaya, Kota Mojokerto.
Shelter pertama berada di dalam rest area Gunung Gedangan. Setelah menaikkan seorang penumpang di halte Mertex bis langsung tancap gas.
Namun, di halte Mlirip bis ini tidak berhenti. Dengan jelas terlihat bangunan halte mirip bangunan setengah jadi. Jauh berbeda dengan halte Mertex apalagi yang di rest area Gunung Gedangan. Bangunannya didominasi arsitektur berwarna hijau bertuliskan Trans Jatim Koridor (TJK) II.
Kondisi prasarana TJK II masih belum sepenuhnya siap. Ini bisa dilihat pada titik lokasi yang tak jauh dari pos Polisi di simpang empat Bakalan. Di sini yang terbangun baru pondasi halte. Bahkan, dari rencana 53 halte dan shelter sepanjang Terminal Kertajaya – Terminal Purabaya, yang rampung terbangun diperkirakan tak ada sepertiganya.
Halte yang tak jauh dari Polsek Balondo ke arah Krian masih terlihat dikerjakan. Terdapat 3 orang pek dr rja yang menyelesaikan bagian-bagian halte.
Sementara di sepanjang ruas jalan by pass Trosobo tak terlihat satu halte yang berdiri.
Kepala Bidang Angkutan Jalan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur, Ainur Rofiq belum mengonfirmasi tuduhan pengerjaan prasarana vital TJK II yang dinilai sangat lamban.
“Ada sedikit kendala nonteknis,” ujarnya, Senin (8/7/2023).
Rofiq mengaku salah satu nontejnis yang nengganjal penyekesaian prasarana TJK II adalah konfkik sosial. Namun ia tidak menerangkan secaea rinci.
“Insya Allah diselesaikan,” elak Rofiq untuk beberkan peristiwanya.
Kemudian eljabar.com melakukan penelusuran ke sejumlah titik lokasi pengerjaan halte. Disebut-sebut, satu kelompok ormas berada di balik proyek transportasi publik ini.
“Dari mana,” tanya seorang pekerja yang menghampiri eljabar.com di halte Mlirip pada Jumat, 28 Juli 2023.
Selanjutnya, lelaki yang masih muda itu menanyakan apa eljabar.com sudah dapat izin dari ormas dimaksud.
Menghadapi gelagat ancaman kebebasan Pers teesebut eljabar.com menjelaskan tujuan dan dasar dari aktivitas pengumpulan data-data di lokasi Mlirip serta sudah berkoordinasi dengan Bidang Angkutan Jalan Dishub Jatim.
“Dua menit lagi selesai mas,” ujar eljabar.com sambik mengarahkan kamera ke halte Mlirip.
Berdasarkan informasi yang dihimpun menyebut seluruh penanganan halte dan shelter TJK II ditarget rampung seiring dengan berakhirnya kontrak pekerjaan pada Oktober mendatang.
Ketua Seksi Advokasi, Propaganda dan Kerjasama, Lingkar Pergerakan Multiple Data (Link Pemuda) Voni Tiqama Nawe mengatakan, buruknya prestasi pekerjaan tidak serta merta domain kesalahan penyedia jasa.
“PPK yang tidak melaksanakan PBJ sesuai peraturan yang berlaku bisa menjadi potensi risiko adanya korupsi,” ujarnya.
Pihaknya, tegas Votiq, julukan akrabnya, sampai saat ini mengedukasi dan memprovokasi elemen masyarakat dengan metode tersebut.
“Kami sedang mendorong APH untuk menggunakan metode ini dan menjadikan rujukan penelitian yang dihasilkan,” tegasnya.
Kemudian mahasiswa salah satu PTN di Jawa Timur ini menilai bahwa ditemukan potensi kecurangan pada pengadaan prasarana untuk Koridor II.
“Setelah data pengadaan diuji menggunakan tujuh indikator metode potential fraud analysis, potensi kecurangannya terlihat,” pungkasnya.
Operasional TJK II yang diresmikan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, didampingi Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari, Minggu (20/8/2023) yang lalu, agar konektivitas aglomerasi Surabaya lebih cepat.
Namun fakta di lapangan bicara sebaliknya. Sejumlah halte di sepanjang rute TJK II belum sepenuhnya siap. (*wn/redaksi)







