SITH ITB Manfaatkan Limbah Baglog Jamur Tiram Jadi Media Tumbuh Sayur Organik

SUMEDANG, eljabar.com — Dalam rangka mendukung ketahanan pangan pasca covid 19, Sekolah ilmu dan Teknologi hayati Institut Teknologi Bandung (SITH ITB) berbagi ilmu dan pengalaman dan pemanfaatan limbah baglog budidaya jamur tiram menjadi energi terbarukan briket dan pupuk organik bertempat di Desa Cinanjung Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Sabtu (10/10/2020).
Peningkatan produktivitas pertanian sangat penting dilakukan untuk mengantisipasi adanya kemungkinan terancamnya ketahanan pangan pasca pandemi Covid-19. Ancaman terjadinya penurunan ketersediaan kebutuhan pangan terjadi di seluruh dunia.
Untuk mengantisipasi hal tersebut dilakukan upaya peningkatan ketahanan pangan dari lingkup keluarga, dengan cara memberdayakan ibu rumah tangga untuk menanam sayuran pada polibag untuk setidaknya memenuhi kebutuhan keluarga masing masing.
Desa Cinanggung kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang secara geografis terletak di lereng Gunung Geulis yang merupakan kawasan Hutan dengan Tujuan khusus (KHDTK) Hutan pendidikan Gunung geulis, Institut Teknologi Bandung berdasarkan SK.663/Menlhk/Setjen/PLA4/11/2027). Mata pencaharian penduduk Desa Cinanggung adalah petani, diantaranya juga sebagai petani budidaya jamur tiram, walaupun saat ini agak terkendala oleh adanya pandemi covid 19. Selama ini limbah baglog hasil budidaya jamur tiram belum dimanfaatkan secara maksimal, sehingga banyak manfaat yang belum di gali lebih jauh.
Pada kesempatan ini Tim pengabdian masyarakat (PM) dari SITH ITB yang diketahu oleh Dr. Mustika Dewi dengan anggota Dr. Mamat Kandar dan Noor Rahmawati, M.Si memberikan pelatihan pembuatan briket dari limbah baglog sebgai sumber terbaharukan dan pupuk organik hasil pengomposan limbah baglog, serta penyiapan bibit berbagai macam sayuran yang akan di tanam pada polybag yang ditempatkan di pekarangan rumah masing masing.
Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian dari SITH ITB pada masyarakat desa sekitar hutan Gunung Geulis dalam penanganan limbah baglog jamur tiram menjadi briket arang adan pupuk organik. Briket arang merupakan energi terbarukan yang bisa digunakan dalam skala rumah tangga atau skala industri rumahan, ataupun sebagai bahan bakar dalam kegiatan sterilisasi alat dan baglog yang akan digunakan untuk budidaya jamur tiram. Pupuk organik dari limbah baglog juga merupakan pupuk yang bagus buat tanaman sayuran dan termasuk ramah lingkungan.
Kegiatan pelatihan ini dihadiri sekitar 24 warga Desa Cinanjung yang terdiri dari bapak-bapak dan ibu-ibu. Pada saat praktek pembuatan briket dan pembibitan tanaman pada media tanam kompos hasil dari pengolahan limbah baglog dilakukan oleh para ibu, sedangkan pembuatan pupuk organik dilakukan oleh para bapak. Untuk kegiatan selanjutnya adalah menanam bibit sayuran pada polybag dan ditempatkan di rumah masing masing.
Ketua Tim PPM Dr Mustika dewi menyatakan bahwa kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian SITH ITB terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar Gunung Geulis dan mendukung program pemerintah dalam upaya peningkatan ketahanan pangan yang dimulai dari ketahanan pangan keluarga.
Dr. Mustika juga mengharapkan kegiatan ini dapat memberikan nilai manfaat yang tinggi bagi keluarga dan masyarakat dan bisa diaplikasikan oleh masyarakat bahwa dengan teknologi sederhana dapat memberikan nilai manfaat yang tinggi dari pengolahan limbah.
Target sasaran dari program pengabdian masyarakat ini adalah menjadikan masyarakat desa sekitar hutan Gunung Geulis ini khususnya masyarakat desa Cinanjung Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang dapat melakukan pengolahan limbah baglog jamur tiram menjadi sumber energi terbarukan briket dan pupuk organik demi menunjang kebersihan lingkungan, dan ketangguhan ketahanan pangan di lingkungan keluarga. (Abas)