Soroti Masalah UMKM dan Honorer. AHY: Tak Ada Superman, Tapi Super Tim
BANDUNG, eljabar.com – Bertempat di Little Cafe Bandung, Rabu (28/11/18). Partai Demokrat menggelar “Ngariung Bareng Media Bandung” yang dihadiri puluhan penggerak media serta calon legislatif (Caleg) Partai Demokrat Jawa Barat khususnya Caleg Kota Bandung.
Ketua Komandan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) terus bergerak ke daerah-daerah guna menyemangati calon legislatif (caleg) Demokrat jelang Pileg 2019. Dia menegaskan perlu ada strategi di lapangan agar suara di Pileg untuk Demokrat tidak tergerus oleh partai lain.
AHY selalu mengingatkan para caleg untuk berjualan masa lalu mengenai apa yang pernah diperbuat Demokrat dengan 10 tahun Indonesia dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan masa depan dengan 14 program yang akan diperjuangkan.
“Masyarakat juga ingin tahu apakah ada tokoh yang bisa diharapkan ke depan. Saya siap jadi harapan masa depan Demokrat. Termasuk Kang Dede (Dede Yusuf), Kang Ruli (Chairul Yaqin Hidayat) dan Kang Hengky (Hengky Kurniawan). Di sini tidak ada superman, tapi super tim,” ujar AHY.
AHY juga menegaskan, beberapa permasalahan seperti UMKM dan Guru honorer, menjadi perhatian serius partai Demokrat. Selain itu, anak pertama mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ini juga mengajak anak muda milenial tidak apatis terhadap politik.
“UMKM akan terus kita dukung, dimana untuk pengembangan UMKM, partai Demokrat memiliki 14 prioritas termasuk membantu UMKM dan pedagang kecil. Di Garut kami datangi salah satu UMKM yang cukup dikenal bahkan sudah mendunia, namanya cocodot. Ini unik, dodol coklat, kita dorong usahanya dengan akses modal serta terus memperluas jangkauannya,” jelas AHY.
AHY melanjutkan, dirinya merasa bangga, terlebih jika Jabar menjadi rumah UMKM. Potensi Bandung dan Jabar secara keseluruhan, banyak yang kreatif. Seni, budaya fashion, ini tidak boleh hanya milik orang Bandung atau Jabar saja, jika diberikan peluang dan bantuan, pendampingan, bekerjasama ke sejumlah organisasi, tentu saja bisa menjadi usaha yang menjanjikan.
“Masa SBY, ada penambahan jumlah unit UMKM 10 juta, artinya tiap tahun ada satu juta UMKM. Kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) saat itu mencapai 60 persen,” tambahnya.
Disinggung guru honorer, dia melanjutkan, belum lama ini pihaknya bertemu dengan guru honorer di Kebumen, ini termasuk yang turun ke Jakarta, namun tidak direspon dengan baik. Di Cilacap juga demikian, setelah mendengar keluh kesahnya, terenyuh.
Mantan siswa SMPN 5 Bandung ini mempertanyakan, bagaimana bisa hidup dengan honor 300 ribu, bahkan 200 ribu. Jadi sangat tergantung dengan wali murid yang pekerjaannya nelayan.
“Ini penting untuk kita carikan solusi bersama. Demokrat tidak ingin memberikan janji palsu, bukti nyata ada 1,70 juta honorer yang diangkat jadi PNS pada masa pemerintahan SBY (2005). Saat ini ada 439 ribu berstatus K2 (honorer), yang kita dengar mau diangkat jadi PNS, dan ini baru rencana. Partai Demokrat akan memperjuangkan para honorer ini bisa masuk jadi PNS melalui kompetensi, memang akan dilakukan secara bertahap, ada upaya kita untuk mengangkat mereka,” pungkas kontestan Pilpres 2014 lalu.
Hadir anggota DPR-RI Dede Yusuf dan Hengky Kurniawan, Wakil Bupati Kabupaten Bandung Barat dimana keduanya merupakan politisi Partai Demokrat. *rie