Sumedang Sebagai Puseur Budaya Sunda di Era Industri 4.0…!

SUMEDANG, eljabar.com — Bupati Sumedang H. Dony Ahmad Munir didampingi Sekretarias Daerah Herman Suryatman, menghadiri Seminar Internasional Budaya Sunda, yang digelar di Gedung Negara Sumedang, Minggu (17/03/2019).
Seminar yang mengusung tema “Gamelan Sarioneng Parakansalak, Budaya Sunda dan Tantangan Era Industri 4.0” menghadirkan dua orang pemateri yang merupakan Etnomusikolog dan Peneliti Budaya Sunda dari Prancis yaitu Gabriel Laufer dan Sarah Anais Andrieu.
Keberadaan Gamelan Sarioneng Parakansalak yang berada di Sumedang memiliki sejarah tinggi sebagai bagian dari Budaya Sunda, pada intinya merupakan bentuk manifestasi dari nilai-nilai dan falsafah budaya Kasumedangan yang senantiasa berpijak pada ajaran dan prinsip-prinsip agama Islam, kemanusiaan, budi pekerti serta menjaga keutuhan alam dan lingkungan.
Bupati Sumedang menyanbut baik seminar tersebut yang merupakan sebuah ikhtiar bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang dalam rangka mengembangkan Budaya Sunda dan mewujudkan Visi Misi Sumedang Simpati diantaranya adalah misi yang ke tiga yaitu mengembangkan wilayah ekonomi yang didukung dengan peningkatan infrastruktur dan daya dukung lingkungan serta penguatan budaya dan kearifan lokal.
“Salah satu misi kami yang ke tiga, penekanannya adalah bagaimana ekonomi berkembang didukung dengan meningkatnya infrastruktur kemudian daya dukung lingkungan, penguatan budaya dan juga kearifan lokal diantara salah satu program unggulannya Srimanganti menjadi ikon dalam mengembangkan budaya di Kabupaten Sumedang,” ungkapnya.
Menurut Bupati, Pemkab Sumedang sudah memiliki Perbup tentang Sumedang Puseur Budaya Sunda.
“Perbup ini tidak hanya sebuah dokumen yang di arsipkan, tetapi harus diwujudkan sehingga betul-betul riil Sumedang menjadi Puseur Budaya Sunda, dengan tanda keberadaan Mahkota Binokasih ada di Sumedang, yang mudah-mudahan Sumedang yang pernah berjaya dengan Sumedang Larangnya serta nilai-nilai kasumedanganya bisa mengungkit, dan menjadi penyemangat kita untuk membangun Kabupaten Sumedang yang kita cintai ini,” ungkapnya.
Bupati menuturkan pada tahun 1889 Gamelan Sarioneng Paraksalak pernah ditampilkan di Paris, yang mana Paris Perancis merupakan pusat peradaban dan kebudayaan.
“Tentunya ini harus menjadi motivasi bagi kita selaku orang Sumedang, orang Perancis saja ngamumule budaya sunda apalagi kita sebagai orang sunda. Untuk itulah harus jadi penyemangat bagi kita untuk senantiasa menjadi bagian yang melestarikan seni dan budaya warisan nenek moyang kita,” tuturnya.
Bupati berharap dengan dilaksanakannya seminar tersebut bisa lebih menambah wawasan, termasuk menguatkan komitmen bersama untuk menjadi bagian dalam mengembangkan budaya sunda, termasuk mengimplementasikan nilai-nilai budaya sunda itu sendiri.
“Seminar ini diharapkan akan menghasilkan follow up, bahkan dalam waktu dekat akan dilaksanakan Konser Budaya Sunda dengan Kedutaan Perancis. Mudah-mudahan ini menjadi momentum untuk lebih menyemangati kita, untuk mengembangkan budaya serta warisan nenek moyang kita sehingga bisa terus lestari dan dapat dilaksanakan dalam kehidupan keseharian kita,” tukasnya.
Sementara itu Iwa Kuswaeri selaku Ketua Pelaksana mengatakan maksud dilaksanakannya kegiatan tersebut, agar mampu menjadi inspirasi dalam melahirkan inovasi dan kreatifitas sebagai salah satu upaya dukungan bagi Pemerintah Daerah bagi terwujudnya kualitas sumber daya manusia yang berkualitas.
“Sebagai salah satu potensi yang dimiliki, serta aset penyelenggara pembangunan, sudah seharusnya kebudayaan terus dipelihara serta dikembangkan oleh kita semua. Terlebih saat ini kita telah memasuki era 4.0, dimana banyak terjadi perubahan fundamental yang masuk kedalam segala aspek kehidupan. Oleh karena itu sebagai salah satu upaya pengembangan tradisi agar nilai-nilai kultural dapat menjadi pemicu revitalisasi budaya, maka diperlukan langkah-langkah yang jelas dan terarah sehingga tercipta gerakan budaya yang sinergis,” pungkasnya.
Hadir pada kegiatan tersebut unsur Forkopimda, Ketua Yayasan Pangeran Sumedang, para tokoh, Seniman, Budayawan dan tamu undangan lainnya. (Abas)