Yan Rizal : Kasus RTH Kota Bandung Harus Menjadi Acuan Bagi Masyarakat Sumedang

Laporan : Kiki Andriana
SUMEDANG, eljabar.com – Salah satu tokoh Jawa Barat, Yan Rizal mengajak masyarakat Kabupaten Sumedang untuk jeli dalam memilih calon Bupati dan Wakil Bupati di Pilkada 2018 yang akan datang, masyarakat Sumedang harus betul-betul memilih pemimpin yang bersih,“ jangan sampai kasus sebelumnya kembali terjadi di Sumedang, yang dimana ada bupati Sumedang yang berurusan dengan hukum,” Bila kasus sebelumnya kembali terjadi, menurut Yan, akan berdampak kepada kemajuan pembangunan di Sumedang, ” Makanya harus berhati-hati dalam memilih pemimpin, mumpung masih ada waktu, sebaiknya cek dan ricek terlebih dahulu dalam memilih calon pimpinan di Sumedang. “ Saya menilai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menunjukkan gelagat tidak akan memenuhi permintaan pemerintah untuk menunda proses hukum yang menjerat calon kepala daerah, Langkah KPK itu dianggap penting untuk mewujudkan pilkada yang menghasilkan pemimpin berintegritas,“ tutur Yan Rizal Usman kepada eljabar.com saat dihubungi melalui sambungan selularnya, Sabtu ( 5/5/2018) petang
Diterangkan Yan Rizal, saya menilai sampai saat ini langkah KPK sudah sangat bagus, karena masyarakat yang juga merupakan calon pemilih berhak untuk mengetahui profil calon kepala daerah secara utuh, termasuk calon pemimpin di Kabupaten Sumedang,“ jangan sampai ada persoalan hukum yang berpotensi menjeratnya,“ ungkapnya
Rizal menambahkan transparansi sosok calon kepala daerah penting untuk mencegah fenomena membeli kucing dalam karung, dia khawatir banyak pemilih akan tertipu jika calon kepala daerah yang dicoblosnya menang tapi dipenjara tak lama setelahnya, jadi saya berharap masyarakat di Kabupaten Sumedang agar memilih calon pemimpin yang betul-betul bersih,“ Bila ini terjadi seperti kasus sebelumnya di mana ada bupati Sumedang terpaksa harus berurusan dengan hukum,“ terangnya.
Sebenarnya, lanjut Yan, masyarakat di Kabupaten Sumedang masih melek dan masyarakat harus bisa membedakan mana informasi yang benar dan informasi hoax, Jadi, lanjut Yan, masyarakat harus benar-benar tidak salah pilih dan saya sarankan masyarakat Sumedang jangan memilih calon kepala daerah hanya karena janji-janjinya yang manis, itu tidak benar. Sebaiknya pilih calon pemimpin yang nyaah kepada rakyat, terlepas itu siapa nantinya yang akan memilih warga Sumedang,” kata dia.
Ditambahkan Yan, sangat di sayangkan jika persoalan dulu seorang pejabat terjerat korupsi dan tidak di harapkan kembali terjadi di Sumedang, “ Sumedang akan menjadi kota transit karena sebentar lagi tol Cisundawu akan segera beroperasi, makanya bupati nya harus benar-benar memahami Sumedang , agar Sumedang bisa lebih maju lagi,”harapnya.
Sedikit membahas soal kasus yang saat ini sedang dalam penanganan Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK ) persoalan pengadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Bandung, yang bermasalah dalam pembelian lahan dan belanja penunjangnya, dalam kasus tersebut, KPK telah menetapkan tiga tersangka, berinisial HN selaku mantan Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kota Bandung, TDQ, serta KS selaku anggota DPRD Bandung periode 2009-2014, “TDQ dan KS diduga menyalahgunakan kewenangan sebagai tim Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kota Bandung dengan meminta penambahan alokasi anggaran RTH itu. Selain itu, keduanya disebut berperan sebagai makelar pembebasan, Sedangkan HN, sebagai pengguna anggaran, membantu proses pencairan pembayaran tanah untuk RTH, Padahal diketahui dokumen pembayaran tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya dan seperti yang kita ketahui, pada periode 2009 – 2014, Inisial ES menjabat sebagai ketua DPRD Kota Bandung, nah logikanya bila anggota banggar dan Plt ketua harian DPRD Kota Bandung terjerat hukum, sudah pasti Ketua DPRD nya pun akan ikut terjerat, karena menurut UUD NO 32, ketua Banggar adalah ketua DPRD yang pada saat itu menjabat,“ bebernya.
“ Ditambahkan Yan, pihaknya berharap kasus yang sedang dalam penanganan KPK ini bisa memberikan pencerahan kepada masyarakat di Kabupaten Sumedang agar tidak terjadi kasus yang sama seperti sebelumnya,” harapnya (*)