Hari Koperasi Ke-71, Mahasiswa IKOPIN Menggelar Aksi Damai
Laporan : Kiki Andriana
SUMEDANG, eljabar.com – Sidikitnya puluhan mahasiswa Institut Manajemen Koperasi Indonesia ( IKOPIN ) turun ke jalan menggelar aksi damai, di depan kampus IKOPIN , Jl. Soekarno, Kec. Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Kamis ( 12/07/2018 )
Pantauan eljabar.com di lokasi, puluhan mahasiswa Ikopin tersebut turun ke jalan untuk melakukan aksi damai dalam rangka memperingati hari Koperasi yang ke – 71, akibat aksi damai yang berlangsung selama satu jam tersebut, kemacetan panjang sepanjang 1 Kilometer pun sempat terjadi di jalur Bandung menuju Sumedang.
Sementara itu, Ketua aksi damai, Widdy Rizyaldi mengatakan aksi damai ini merupakan peringatan hari koperasi yang ke – 71, ” kami turun ke jalan baru di tahun ini, tahun sebelumnya kita hanya menjadi promotor dengan memberikan sumbangsih pemikiran di Kongres Koperasi di Makasar, ” sebut Widdy kepada sejumlah awak media saat ditemui di lokasi.

Mahasiswa Institut Manajemen Koperasi Indonesia ( IKOPIN ) lakukan aksi damai di depan kampus Ikopin , Jl. Soekarno, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Kamis ( 12/7/2018).
Menurut Widdy, kami menilai, kondisi koperasi saat ini tidak sesuai dengan Ruh-Nya, kami melihat jati diri koperasi telah berkurang, bahkan citra koperasi dimata masyarakat pun kini sudah jelek, masyarakat telah menilai jika koperasi itu adalah bank keliling atau lintah darat, padahal anggapan itu salah, ” tegasnya.
Selain itu, ditambahkan Widdy, kami menilai situasi koperasi sekarang ini, ada beberapa faktor, yakni tidak adanya pemeliharaan koperasi oleh Pemerintah, oleh karena itu stigma dari masyarakat sudah menganggap koperasi itu jelek, padahal koperasi itu sebagai alat untuk mengatasi permasalahan perekonomian dan kesenjangan, solusinya itu ada di koperasi, ” pungkasnya.
Kami mengimbau kepada masyarakat jika menemukan koperasi, masyarakat harus jeli, kita harus melihat dulu struktur koperasinya, saat ini banyak ketentuan koperasi yang masyarakat tidak tahu, jika ada yang mengatasnamakan koperasi, lalu bunganya lebih besar, seperti itu patut di curigai, masyarakat harus mencari tahu dulu seluk beluk koperasinya, masyarakat bisa melihat AD/ ART koperasi tersebut.” imbuhnya.
Saat ini, menurut Widdy, banyak masyarakat yang tidak mengetahui tentang koperasi, makanya banyak masyarakat yang terjerumus oleh lintah darat, tentunya, lanjut Widdy, kami berkeinginan agar pemerintah secepatnya merehabilitasi koperasi yang dijalankan oleh Kementerian tujuannya agar masyarakat dapat mengerti kembali terhadap koperasi, ” kata dia. (*)