PAMEKASAN, eljabar.com — PT PLN (Persero) akan segera memulai pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di 16 lokasi di wilayah kepulauan Kabupaten Sumenep.
Rencana pembangunan pembangkit listrik yang memanfaatkan cahaya matahari ini disampaikan oleh Manajer PLN UP3 Pamekasan, Feri Asmoro Hermanto dalam gelaran Sharing Session PLN Mobile 2023 di Hotel Odaita, Jl. Raya Sumenep No. 88, Buddagan, Pamekasan, pada Selasa, 17 Januari 2023.
Ungkap Feri, manfaat yang akan diberikan oleh PT PLN (Persero) melalui pembangunan PLTS ini diharapkan agar masyarakat dapat segera menikmati listrik dan juga meningkatkan taraf hidup masyarakat yang berada di wilayah kepulauan Kabupaten Sumenep.
“Pembangunannya akan kick off pada 2023 sampai penyalaannya,” terang Feri.
Lebih lanjut, Feri menguraikan penanganan konstruksi PLTS segera dilaksanakan setelah sertipikat tanah dari pengadaan tanah yang telah rampung 100 persen, dikeluarkan oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang / Badan Pertanahan Nasional (BPN).
“Targetnya, di tahun 2023 ini sudah mulai pembangunan sampai penyalaan untuk pulau-pulau yang ada di kabupaten Sumenep. Untuk tenaga surya yang disiapkan pertama itu sudah kami lakukan pembebasan tanah, baru setelah itu secara legal akan dikeluarkan sertipikat yang dari BPN,” ujar Feri.
Feri menegaskan, setelah sertipikat terbit maka pembangkitan listrik tenaga surya, terdiri dari gedung, pemasangan sel panel, segera dilakukan. Begitu juga dengan penyediaan sumber daya manusia untuk operasional PLTS tersebut.
Sebelumnya, pulau-pulau di Madura yang masuk dalam rencana pembangunan PLTS, selama ini menggantungkan pasokan listrik dari pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar diesel.
Sementara emisi pembakaran dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) sangat tinggi sehingga membutuhkan pendukung lainnya.
“Seperti penyediaan bahan bakar, kadang distribusinya akan mengalami kendala kalau cuacanya tidak mendukung,” urai Feri saat menjelaskan dukungan yang diperlukan oleh PLTD.
Maka dari itu, kata Feri, pemenuhan kebutuhan listrik di wilayah kepulauan cukup dengan memanfaatkan energi panas matahari.
“Kalau ada panas saya rasa sudah cukup dengan menggunakan PLTS, sedangkan untuk kapasitasnya itu tergantung dari jumlah Kepala Keluarga (KK),” tuturnya.
Selanjutnya Feri mengatakan, PLTS tersebut nantinya akan tersebar di 16 pulau dengan total daya 975 kilo Watt peak (kWp).
Pulau-pulau tersebut terdiri dari pulau Bulumanuk, Bungin Nyarat, Gili Labak, Karamian, Pajangan, Sadulang Kecil, Sapapan, Saredeng Besar, Saredeng Kecil, Saseel, Saur, Sepangkur Kecil, Talango Aeng, Talango Tengah, Kalosot, Sitabok.
Dikutip dari laman resmi Ditjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, menunjukkan nilai keekonomian dari PLTS juga dikenal relatif tinggi. Panel surya memiliki daya tahan antara 20-25 tahun, sedangkan baterai dan komponen lainnya 3-5 tahun.
Yang paling penting dari PLTS adalah energi yang terbarukan dan tidak lagi memerlukan BBM dan batu bara sehingga bersih dan ramah lingkungan. *(idrus)*