Bandara Kelas III Trunojoyo Sumenep Minim Penumpang

SUMENEP, eljabar.com – Sejak pandemi Covid-19 masuk ke Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, satu tahun lalu, Bandara Kelas III Trunojoyo setempat, hingga kini minim penumpang.
Tak hanya itu, usut punya usut minat masyarakat kota keris ini untuk menggunakan jasa penerbangan Bandara kelas III Trunojoyo Sumenep ini, sangat minim.
Akhirnya, para pengelola maskapai menolak jika penumpang yang menggunakan jasa angkutan transportasi udara itu, hanya sedikit dan tidak memenuhi kouta.
“Kalau maskapai itu kan maunya yang profit oriented,” terang M. Aqodri Arman, Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kelas III Trunojoyo Sumenep, Selasa (30/03/2021).
Menurutnya, saat ini Bandara Kelas III Trunojoyo Sumenep hanya melayani penerbangan perintis dan komersial khusus Kepulauan. Diantaranya Pulau Bawean dan Pagerungan.
“Itupun hanya 1 Minggu 1 kali,” tambahnya.
Pihaknya mengaku, selama satu tahun masa pandemi Covid-19 melanda Indonesia, Bandara Kelas III Trunojoy o Sumenep nampak terlihat vakum, seolah nampak tidak ada penumpang.
Dari itu, dia, mengatakan akan mencoba bekerjasama dengan salah satu perusahaan penyedia alat pendeteksi virus Corona. Hal itu dilakukan, mengingat syarat menggunakan jasa transportasi udara harus negatif Covid-19.
Dia melanjutkan, saat ini Bandara Kelas III T runojoyo Sumenep akan menggunakan GeNose. Yakni, alat pendeteksi virus yang dibuat oleh para ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM), resmi mengantongi izin edar dari Kementerian Kesehatan.
Alat tersebut berfungsi untuk mengidentifikasi virus Corona dengan cara mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC).
“GeNose ini lebih murah, budged-nya, kiisaran Rp 30 ribu. Jadi ini salah satu cara agar masyarakat mau naik pesawat,” tutupnya.
Sekedar informasi, Bandara Kelas III Trunojo yo Sumenep memiliki pesawat jenis Wings Air ATR-72 untuk penerbangan perintis dan komersial. Sementara penerbangan regular menggunakan pesawat jenis Grand Caravan 212. (ury)